Selasa 16 Jul 2019 23:57 WIB

Pemkot Bandung Kejar Serah Terima Aset Stadion GBLA

selama ini Pemkot Bandung terkendala masalah aset yang belum dimiliki

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjawab pertanyaan awak media usai meninjau persiapan distribusi logistik Pemilu di Wisma Penka KAI, Kota Bandung, Senin (15/4).
Foto: Abdan Syakura
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjawab pertanyaan awak media usai meninjau persiapan distribusi logistik Pemilu di Wisma Penka KAI, Kota Bandung, Senin (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung akan mengejar penyelesaian urusan serah terima aset Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Dengan diserahterimakannya aset tersebut maka Pemkot Bandung dapat dengan leluasa mengelola stadion yang terletak di Gedebage tersebut. Hal ini menyusul banyaknya keluhan masyarakat atas kondisi Stadion GBLA.

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan selama ini Pemkot Bandung terkendala masalah aset yang belum menjadi milik pemkot. Sehingga berdasarkan aturan pemeliharaan dan perbaaikan tidak bisa dilakukan pada aset yang masih menggantung.

“Pemerintah Kota Bandung ingin agar GBLA bisa digunakan secara baik, secara aman nyaman. Karena sebagaimana kita ketahui kan ada masalah hukum sehingga harus hati-hati,” kata Yana usai rapat terkait GBLA di Balai Kota Bandung, Selasa (16/7).

Yana menuturkan persoalan serah terima aset dari kontraktor proyek yang menjadi penghambat pengelolaan Stadion GBLA selama ini. Diketahui PT Adikarya membangun Stadion GBLA sebanyak tiga tahap.

Ia mengungkapkan pada tahap pertama yakni pembangunan lapangan dan sebagian tribun penonton sudah diserahkn kepada Dispora Kota Bandung. Sementara tahap kedua dan ketiga ada kendala yang menjadikan proses serah terima aset belum bisa dilakukan.

“Tahap 1 ini sudah selesai diserahkan Adikarya. Tahap 2 yang belum saya pikir tahap 2 luar saja. Tapi ada juga lantai 3 ada sebagian kursi. Tahap 3 di luar. Nah yang tahap 2 masih menggantung,” ujarnya.

Ia mengatakan serah terima aset ini terkendala karena Adikarya selaku kontraktor dinilai wanprestasi. Ada kegagalan konstruksi yang menyebabkan pembayaran proyek oleh Pemkot Bandung belum dilakukan sebagian menunggu kompensasi dari Adikarya.

“Karena kalau nggak salah di BPK muncul temuan angka 5 koma sekian (miliar) wanpretasinya si Adikarya. Tapi kita juga masih ada kewajiban pembayarannya. Karena dia merasa sudah selesai semua,” tambahnya. 

Ia pun berharap masalah ini dapat dikomunikasikan dan dicari jalan keluarnya. Sehingga proses serah terima aset bis segera dilakukan. Dengan begitu, pengelolaan Stadion GBLA bisa dimaksimalkan dan didukung dengaan anggaran yang memadai.

Selama ini, tambah Yana, Pemkot Bandung kesulitan menganggarkan perawatan dan perbaikan Stadion GBLA karena belum menjadi aset milik Kota Bandung. Sehingga keterbatasan anggaran menjadi salah satu penyebab pengelolaan belum maksimal.

Menurutnya kondisi di GBLA secara infrastruktur bangunan masih aman digunakan. Hanya ada penurunan tanah yang terjadi di luar bagian utama stadion. Karena belum menjadi aset maka perbaikan belum bisa dilakukan.

Sementara itu Kepala Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Bandung Iskandar Zulkarnain menambahkan pihaknya akan memproses lebih lanjut berkaitan serah terima aset ini. Zul mengatakan ada tahapan yang harus diselesaikan agar Pemkot Bandung juga tidak melanggar aturan dalam pengelolaaan Stadion GBLA ini.

Menurut Zul sebagian bangunan di stadion memang sudah diserahkan ke Dispora Kota Bandung. Namun ada beberapa lagi yang sedang diurus serah terima asetnya.

“Kan masih ada terkait dengan proses pembangunan yang dulu. Makanya ini yang sedang kita sampaikan disini dibicarakan tadi,” ujar Zul.

Sementara itu pantauan di Stadion GBLA, kondisinya terlihat tidak terawat di bagian luarnya. Rumput ilalang yang tinggi, kering, dan berserakan menghiasi area luar sekitar tempat parkir. Pada salah satu sudut, bahkan terdapat lahan parkir yang kemudian berubah menjadi tempat lomba burung merpati. 

Di area dalam lapangan dan melihat di sekitar juga terdapat beberapa kerusakan fasilitas yan ada. Contohnya, di tempat track lari ada retak di beberapa bagian. Pada bagian tembok juga terlihat retak, walau sudah mulai dilapisi kembali dan dicat. Selain itu, ada juga pagar pembatas penonton yang mulai hilang. Hal ini diperburuk dengn kondisi toilet yang kotor dan tidak layak.

Namun sebelumnya Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung Eddy Marwoto menampik Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang tidak terawat. Hal ini menyusul ramainya cuitan di media sosial yang menyebut Stadion GBLA terbengkalai dan dipenuhi rumput liar.

“GBLA terawat dengan baik, itu mah berita hoaks,” kata Eddy saat dihubungi Republika, Senin (15/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement