REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Halmahera Selatan, Maluku Utara, bertambah menjadi empat orang. Dari data yang didapat hingga Selasa (16/7) pukul 08.00 WIB, terdapat 51 orang korban luka yang dua di antaranya mengalami luka berat.
"Kita kumpulkan sampai hari ini ada tambah jumlahnya ada empat orang meninggal untuk di Halmahera," ujar Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, di kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (16/7).
Agus menerangkan, empat korban jiwa itu terdiri atas tiga orang di Gane Timur Selatan, Halmahera Selatan, dan satu orang di Gane Barat Selatan, Halmahera Selatan. Selain itu, data teranyar yang dimiliki BNPB menunjukkan terdapat 51 orang yang menjadi korban luka, dua di antaranya mengalami luka berat.
Jumlah pengungsi akibat gempa berkekuatan 7,2 magnitudo itu juga semakin bertambah. Data sebelumnya menunjukkan ada sekitar 2.000 orang pengungsi, data terbaru hari ini menunjukkan ada 3.104 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian.
Agus menerangkan, ada 971 unit rumah yang mengalami rusak berat. Kemudian ada tujuh fasilitas pendidikan, tiga unit fasilitas peribadatan, satu unit fasilitas kesehatan, dan dua unit bangunan lainnya yang juga mengalami rusak berat. Ada pula tiga jembatan yang rusak di Halmahera Selatan.
"Kerusakan yang paling berat ada di Pulau Halmaheranya. Kemudian yang sebelah kirinya itu Pulau Bacan juga pusat pemerintahan di sana. Di Labuha juga mengalami banyak kerusakan, banyak pengungsinya di sana," terang Agus.
Di samping itu, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita menanggapi bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan. Ia menyampaikan tengah dilakukan proses perhitungan untuk menilai dampak kerusakan.
"Kami di Kemensos sedang //assesment (perhitungan). Ada sekitar ratusan rumah rusak, laporan terakhir 800-an, yang meninggal dunia lagi dicek," katanya saat kunjungan kerja di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Selasa, (16/7).
Mensos berkomitmen menyalurkan bantuan santunan bagi korban bencana yang meninggal dunia. Ia tak masalah dengan berapa pun jumlah korban karena Kemensos punya tanggung jawab pada para korban tersebut. "Intinya kami //enggak berharap yang meninggal banyak, tapi berapapun itu akan kami bantu dengan santunan korban meninggal dunia dari anggaran bencana. Masing-masing Rp 15 juta," ujarnya.