Selasa 16 Jul 2019 08:42 WIB

Mutakhirkan Data, BMKG: Gempa Bali 5,8 SR

Gempa mengguncang Bali-Nusa Tenggara pada Selasa pagi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan data gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Samudera Hindia Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara, Selasa (16/7). Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, gempa pada Selasa pukul 07:18:35 WIB, berkekuatan magnitudo (M) 5,8.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M 6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,8," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa.

Baca Juga

Rahmat menjelaskan, episenter gempa terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali pada kedalaman 104 km. Ia mengungkapkan, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.

Rahmat menyebut hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," katanya.

Hingga pukul 07.50 WIB, Rahmat mengatakan, BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kendati demikian, ia meminta masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), laman http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement