REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengritisi pidato Jokowi saat syukuran kemenangan di Sentul Convention Center (SCC) pada Ahad (14/7) kemarin. Menurutnya, pidato Jokowi yang diberi nama Visi Indonesia tersebut, minim penegasan soal tiga hal yang justru sangat penting.
Pigai menyayangkan pidato Visi Indonesia Jokowi yang ternyata minim membahas soal penegakkan hukum, HAM dan pemberantasan korupsi. "Kalau titik pijakan kebijakan Presiden Jokowi di periode kedua adalah pidato Visi Indonesia kemarin, maka ada tiga persoalan serius yang luput dari sasaran Jokowi. Pertama adalah persoalan HAM, kedua penegakkan hukum dan ketiga pemberantasan korupsi," kata Pigai kepada wartawan, Senin (15/7).
Ketiga hal tersebut, tegas Pigai telah luput dari pandangan kebijakan Jokowi. Padahal tiga hal itulah yang ia anggap sudah ada di Nawacita, namun lemah dalam implementasinya.
Menurut Pigai, kalau Jokowi dengan pidato Visi Indonesianya ingin menjadikan negara Indonesia modern, tidak cukup hanya sebatas pemberantasan pungli dan persoalan ekonomi saja. "Negara yang modern juga bersih dari korupsi dan menghargai HAM penduduknya, serta adil berwibawa dalam penegakkan hukum," tegasnya.
Oleh karena itu, dia mengatakan, kalau ketiga hal ini tidak dijadikan dasar oleh presiden, maka bisa dianggap pengabaian. Dan bisa mengarah pada kerusakan fundamental tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, karena tidak berlandaskan penegakkan hukum, HAM serta pemberantasan korupsi.