Selasa 16 Jul 2019 07:37 WIB

Dishub Ajukan Dua Alternatif Rute Formula E

Anggota DPRD meminta Pemprov DKI tak gunakan dana dari APBD.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
Formula E
Foto: www.fiaformulae.com
Formula E

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengumumkan Ibu Kota menjadi tuan rumah balap mobil Formula E pada 2020 mendatang. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta telah mengajukan dua rute alternatif untuk digunakan sebagai lintasan balap kepada pihak penyelenggara.

"Terakhir, Senin (8/7) kemarin sudah dilakukan survei, yang kami propose memang ada dua, tetapi semua bergantung pada penyelenggara," kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dihubungi Republika, Senin (15/7).

Ia menjelaskan, saat ini pihak penyelenggara masih membahas usulan rute yang diberikan dan Pemprov DKI masih menunggu hasilnya atau rute mana yang akan digunakan. Menurut dia, penyelenggara juga bisa tidak memilih rute alternatif itu dan kembali mencari ruas jalan untuk lintasan balap mobil tunggal bertenaga listrik tersebut.

Dua rute yang sudah diajukan berada di ruas jalan Jakarta Pusat. Rute pertama, berawal dari Monas kemudian keluar ke Jalan M Ridwan Rais sebelah Stasiun Gambir. Lalu lintasan belok ke Jalan Merdeka Selatan. Setelah itu, berputar di depan Jalan Sabang dan kembali masuk Monas.

Rute kedua, pit stop tetap berada di kawasan Monas, belakang Stasiun Gambir. Kemudian melintasi Jalan M Ridwan Rais, mengarah ke Tugu Tani dan berputar balik kembali ke Jalan M Ridwan Rais. Selanjutnya melewati Jalan Merdeka Selatan dan berputar kembali ke belakang Stasiun Gambir.

Syafrin memaparkan, apabila sudah ada keputusan tentang jalan raya yang akan digunakan, Pemprov DKI mulai menyiapkan sarana dan prasarana lalu lintas. Untuk itu, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemprov DKI akan dilibatkan dalam penyelenggaraan Formula E, salah satunya Dinas Bina Marga DKI Jakarta.

"Semua SKPD yang ada di DKI Jakarta akan support terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Dinas Bina Marga tentu akan menyiapkan infrastruktur jalannya. Kami dari sisi perhubungan akan menyiapkan signage yang dibutuhkan," kata Syafrin menjelaskan.

Ia mengatakan, penyesuaian terhadap jalan yang akan digunakan nantinya akan dilakukan seperti pembongkaran separator dan penyempurnaan u turn. Termasuk manajemen dan rekayasa lalu lintas pada hari pelaksanaan balap.

Namun, kata dia, pembahasan lebih detail mengenai persiapan, penyediaan lintasan balap, dan rekayasa lalu lintas akan dilaksanakan setelah rute ditetapkan. Bahkan, menurut Syafrin, anggaran dana untuk penyelenggaraan Formula E juga belum dibahas.

"Untuk anggaran kami belum bahas. Kami masih fokus kepada usulan lintasan," kata dia.

Syafrin menambahkan, Dishub DKI siap mendukung penuh penyelenggaraan Formula E. Sarana dan prasarana akan disediakan sesuai standardisasi dari pihak penyelenggara.

Anggota Komisi C Bidang Keuangan DPRD DKI Jakarta Ruslan Amsyari meminta Pemprov DKI tak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sebab, tak ada anggaran spesifik untuk perhelatan seperti itu.

"Namun, selagi kegiatan ini menggunakan APBD DKI, tentunya tidak ada anggaran yang spesifik kita anggarkan untuk kegiatan yang dimaksud," ujar Ruslan kepada Republika.

Ia mempertanyakan perhitungan Anies yang menyatakan bahwa Formula E mampu menggerakkan perekonomian Jakarta sebesar Rp 1,2 triliun. Selain itu, penghitungan terhadap dampak negatif dan positifnya juga harus dipikirkan matang-matang.

Ruslan meminta pelaksanaan Formula E tidak membawa efek negatif bagi masyarakat Ibu Kota. Pemprov DKI harus mempersiapkan tempat kegiatan dan aksesnya agar tak menambah kemacetan di Jakarta yang justru merugikan masyarakat.

Selain manfaat bagi perkembangan ekonomi di Jakarta, Pemprov DKI juga harus memikirkan perkembangan dunia olahraga. "Jangan sampai kegiatan ini jadi pemborosan dan hanya program ambisius semata di mata luar negeri," kata Ruslan.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal meminta Pemprov DKI Jakarta memberdayakan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam perhelatan balapan Formula Electric atau Formula E pada 2020 mendatang. Ia mencontohkan, Pemprov DKI bisa memberdayakan UMKM untuk membuat suvenir khas dari Formula E.

Bisa juga membuat suvenir yang memadukannya dengan kearifan lokal dan ciri khas dari Jakarta untuk memaksimalkan belanja peserta ataupun pengunjung. Menurut dia, Pemprov DKI juga dapat membuat acara sampingan untuk memeriahkan balap mobil tunggal bertenaga listrik tersebut.

“Sehingga potensi menumbuhkan ekonomi Ibu Kota dapat lebih dimaksimalkan dengan adanya kompetisi berkelas dunia,” kata Faisal.

Sebelumnya, Anies mengaku berhasil melakukan proses negosiasi agar Jakarta menjadi tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E pada pertengahan 2020. Hal tersebut ditulis Anies dalam akun media sosial resminya.

"Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di pertengahan tahun 2020 nanti!" ujar Anies melalui akun Instagram resminya, Ahad (14/7).

Formula E adalah balapan mirip Formula 1. Bedanya, mesin yang digunakan di Formula E bertenaga listrik sehingga bebas emisi. Balapan juga digelar di jalan raya yang diubah menjadi sirkuit sementara.

Anies menyebutkan, ajang balap ini akan menggerakkan perekonomian Jakarta hingga lebih dari 78 juta euro atau Rp 1,2 triliun. Ia berharap ajang ini bisa berguna bagi warga Jakarta dan membuka lapangan pekerjaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement