Senin 15 Jul 2019 16:30 WIB

Amien Rais Sepakat Rekonsiliasi, Tegaskan Diri Jadi Oposisi

Menurut Amien, bagi-bagi kursi justru hanya akan menimbulkan aib bagi politikus.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional  (PAN) Amien Rais menggelar konferensi pers merespons pertemuan Prabowo-Jokowi di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/7).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menggelar konferensi pers merespons pertemuan Prabowo-Jokowi di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan bahwa dirinya sepakat seribu persen jika rekonsiliasi diartikan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan bangsa. Menurut Amien, bagi-bagi kursi justru hanya akan menimbulkan aib bagi para politikus.

"Apa gunanya dulu bertanding ada dua pasangan capres cawapres ujung-ujungnya lantas bagi-bagi, padahal maksudnya supaya ada alternatif, ada perspektif lain daripada yang dikerjakan petahana itu," ujar Amien di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Senin (15/7).

Baca Juga

Sementara itu Amien menegaskan bahwa dirinya tetap pada pendirianya sebagai oposisi. Menurutnya peran oposisi merupakan hal yang penting sebagai checks and balances.

"Kalau demokrasi tanpa oposisi itu namanya demokrasi bohong-bohongan, jadi demokrasi bodong," tegasnya.

Amien pun mengkritik jika nantinya parlemen hanya dicap sebagai jubir eksekutif. Menurutnya, jika hal itu terjadi maka hal tersebut merupakan lonceng kematian bagi demokrasi.

"Jadi saya ingin mengatakan kita sikapi sesuatu yang amat sangat kecil lah masalah ini, jangan dibesar-besarkan  seolah akan pecah, akan ada huru-hara itu jauh dari kamus bangsa indonesia. Kita sudah mengalami yang lebih dahsyat kita survive, apalagi Ini ecek-ecek lah,"  tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement