Senin 15 Jul 2019 15:43 WIB

Penanganan Gempa Halmahera Selatan Terkendala Akses

Akses ke lokasi terdampak gempa hanya bisa melalui laut

Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo memberikan pemaparan mengenai dampak dan penanganan darurat gempa bumi Halmahera saat konferensi pers, di Graha BNPB, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo memberikan pemaparan mengenai dampak dan penanganan darurat gempa bumi Halmahera saat konferensi pers, di Graha BNPB, Jakarta, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan penanganan gempa yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan terkendala akses. Menurutnya akses ke lokasi terdampak gempa hanya bisa melalui laut.

"Akses jalan ke lokasi terdampak gempa hanya melalui laut karena akses jalan darat belum terbangun," kata Agus dalam jumpa pers yang diadakan di Jakarta, Senin (15/7).

Baca Juga

Agus mengatakan BNPB telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat ke lokasi terdampak bencana dan telah sampai di Ternate. Dari Ternate menuju Sofifi hanya bisa dilalui menggunakan perahu motor, kemudian dilanjutkan dengan jalur darat menuju Saketa.

Untuk menuju Labuha, Ibu Kota Kabupaten Halmahera, dari Ternate hanya ada penerbangan terbatas satu kali sehari atau menggunakan kapal feri dengan waktu tempuh 10 jam. Dari Labuha menuju Saketa masih harus menggunakan perahu motor selama lima jam.

"Penanganan bencana juga terkendala gempa susulan yang masih terjadi beberapa kali. Hingga Senin pukul 07.00 WIB, telah terjadi 65 kali gempa susulan dan 28 kali yang dirasakan," tuturnya.

Agus mengatakan masyarakat di sekitar pesisir pantai masih mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Memang sempat dilaporkan terjadi tsunami. Akan tetapi gelombang hanya setinggi 10 sentimeter hingga 20 sentimeter karena pusat gempa terjadi di darat.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari yang akan berakhir pada Ahad (21/7). Kabupaten Halmahera Selatan diguncang gempa bermagnitudo 7,2 pada kedalaman 10 kilometer di 62 kilometer Timur Laut Labuha, Maluku Utara.

Gempa terjadi pada Ahad (14/7) pukul 16.10 WIB pada koordinat 0,59 derajat Lintang Selatan dan 128,06 derajat Bujur Timur. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar Sorong-Bacan.

Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan struktur pergerakan mendatar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement