Senin 15 Jul 2019 02:54 WIB

Bamsoet: Ada Makna Filosofis Pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT

MRT adalah sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat tujuan.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo hadiri rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2014 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Ahad (30/6).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo hadiri rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2014 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menilai ada makna filosofis pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berlangsung di MRT, Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7). "Saya melihat pilihan menggunakan MRT adalah sebuah simbol yang punya makna filosofis, tetapi juga milenial," kata Bamsoet di Jakarta, Ahad (14/7).

Dia mengatakan, MRT adalah sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat tujuan, sebelum sampai tujuan ada proses antrean, melewati stasiun-stasiun. Selain itu, ada banyak lagi hal-hal yang dapat dimaknai sebagai sebuah peristiwa yang berkelanjutan.

Baca Juga

Menurut dia, di dalam MRT, ada banyak orang dengan masing-masing kepentingan, tetapi tertib ikut aturan dan arahan dalam satu rangkaian gerbong yang sama. "Di dalamnya tidak ada perbedaan, namun yang ada adalah persatuan," ujarnya.

Bamsoet menilai pertemuan kedua tokoh tersebut di MRT merupakan simbol agar Indonesia tetap kuat dalam satu rangkaian gerbong yang bernama NKRI yang ramah, beradab, tertib, tertata dan milenial. Menurut dia, pertemuan Jokowi dengan Prabowo membahagiakan banyak pihak, sejuk, adem dan tentram, dan saat ini yang ada hanya 03 yaitu persatuan Indonesia.

"Tidak ada lagi 01 atau 02 hari ini jauh lebih maju, yang ada hanya Garuda Pancasila? Tidak ada lagi ''cebong'' atau ''kampret''," ujarnya.

Menurut Bamsoet, kalau saat ini masih ada perbedaan pilihan dalam sebuah kontestasi seperti di Munas Partai Golkar tetapi disikapi dengan cara-cara otoriter, maka harus diluruskan dan dilawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement