REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menuturkan, NU tidak pernah membidik kursi kementerian tertentu di kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024. Bagaimanapun, dia menegaskan, NU telah menyiapkan banyak kader yang berkompetensi untuk kemajuan Indonesia.
"Sekecil apa pun (posisi di pemerintahan), kalau dibutuhkan, ya kita siapkan. Sebesar apa pun, kita siap. Sekecil apa pun, kita siap. Itu intinya karena hikmat kepada bangsa. Untuk hikmat kepada bangsa, itu semuanya siap," kata Marsudi Syuhud kepada Republika.co.id, Ahad (14/7).
Marsudi menjelaskan, NU merupakan organisasi kader. Salah satu fokusnya ialah mencetak kader yang banyak dari seluruh aspek-aspek kehidupan masyarakat. Di lintas keilmuan yang dibutuhkan dalam kehidupan, lanjut Marsudi, NU memiliki pelbagai tokoh dengan ilmu, kapabilitas, dan kemampuan yang beragam.
"Dan yang terpenting, NU punya kader-kader yang bisa membuat keputusan. Persoalan mengirim (nama kader NU ke Jokowi) atau tidak, itu Presiden-lah yang paham karena punya hak prerogatif. Kalau nanti diminta (nama kader untuk mengisi pos di kabinet), ya NU siap terus," ucap dia.
Marsudi menambahkan, NU selama ini telah menyiapkan kader-kader potensial untuk kepentingan bangsa. Apalagi, sebagaimana diketahui, sosok wakil presiden terpilih pun merupakan kader NU, yakni Ma'ruf Amin.
"Lah kok cuma diminta menteri, diminta wapres saja dikasih. Artinya, itulah NU yang sebagai organisasi kader," tuturnya.
Hingga saat ini, Presiden terpilih Joko Widodo belum memberikan sinyalemen terkait siapa saja sosok yang akan duduk di kursi kabinetnya. Sejumlah partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin pun mulai mengungkapkan keinginan untuk mengisi banyak pos kementerian. Di antaranya partai-partai itu adalah PKB dan Partai Nasdem.