REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra
Stasiun MRT Lebak Bulus di Jakarta Selatan menjadi saksi sebuah momen penting dalam rangkaian pesta demokrasi Indonesia pada 2019. Setelah proses pilpres yang panjang, mulai dari kampanye, hari pencoblosan, hingga dibuntuti persidangan sengketa hasil pemilu, kini dua kubu kembali bersatu.
Pesan persatuan ini tersampaikan dengan jelas dalam pertemuan antara presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) dan rivalnya dalam pilpres lalu, Prabowo Subianto. Keduanya bertemu dalam suasana sederhana di stasiun MRT yang baru diresmikan Maret lalu.
Desas-desus agenda pertemuan antara dua tokoh sentral dalam pemilu ini sudah didengar awak media sejak Jumat (12/7) malam. Namun hingga Sabtu (13/7) pagi, belum ada konfirmasi yang jelas dari pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ataupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno.
Kepastian pertemuan baru terlihat nyata saat sosok Prabowo sebagai capres nomor urut 02 hadir lebih dulu di Stasiun MRT Lebak Bulus sekitar pukul 09.51 WIB. Pendiri Partai Gerindra ini hadir didampingi oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Ahmad Muzani, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan politikus senior PDIP sekaligus Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Selang sekitar sepuluh menit kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyusul tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus. Terlihat hadir pula, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Pertemuan yang sudah dinantikan banyak pihak itu akhirnya terwujud. Jokowi dan Prabowo yang sama-sama mengenakan kemeja putih langsung saling mengobral jabat tangan erat.
Keduanya juga berjalan perlahan ke arah kerumunan awak media dan melambaikan tangannya. Tak lama setelah itu, Jokowi dan Prabowo berjalan bersama menaiki peron stasiun untuk melanjutkan perjalanan dengan ratangga menuju Stasiun MRT Senayan.
Perjalanan sekitar 15 menit dari Lebak Bulus menuju Senayan dimanfaatkan Jokowi dan Prabowo untuk berbincang. Awak media sendiri dibatasi untuk merekam momen saat keduanya sedang berbincang di gerbong nomor 2.
Setibanya di Stasiun MRT Senayan, keduanya langsung menyampaikan pidato politik di depan wartawan dan masyarakat umum yang kebetulan sedang berada di sana. Pidato pertama disampaikan oleh Jokowi sebagai Presiden RI dan sebagai presiden terpilih hasil pilpres 2019.
Jokowi menyampaikan bahwa pertamuan antara dirinya dan Prabowo sebetulnya sudah dirancang sejak lama. Namun, rencana tersebut urung dilakukan lantaran baik dirinya dan Prabowo sama-sama sibuk. Baginya, pertemuan pada Sabtu (13/7) pagi tadi adalah pertemuan antarsahabat. Jokowi pun berharap momentun pertemuan dirinya dengan Prabowo hari ini bisa ikut merajut kembali persatuan Bangsa Indonesia.
"Saya kira kalau sudah melihat para pemimpinnya sudah bergandengan mestinya pendukung sudah selesai dan bergandengan semuanya. Tidak ada lagi yang namanya cebong-kampret. Yang ada adalah Garuda. Garuda Pancasila," kata Jokowi.
Jokowi pun mengajak masyarakat kembali bergandeng tangan untuk membangun bangsa. Ia mengingatkan, kompetisi global yang kini diwarnai perlambatan ekonomi dunia butuh persatuan masyarakat untuk sama-sama membangun negara.
Pidato Jokowi pun ditanggapi positif oleh Prabowo Subianto. Prabowo menilai, meski pertemuan pagi tadi lebih terlihat nonformal, namun memiliki makna yang mendalam. Ia pun memanfaatkan momentum pertemuannya dengan Jokowi untuk menyampaikan ucapan selamat atas hasil pilpres yang sah.
"Banyak yang tanya mengapa Pak Prabowo belum ucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai presiden. Saya katakan saya ini bagaimanapun ada ewuh pekewuh ada tata krama. Jadi kalau ucapan selamat maunya langsung tatap muka," katanya.
Prabowo menegaskan bahwa persaingan yang terjadi dalam pilpres lalu adalah tuntutan politik. Meski saling kritik, ujarnya, dirinya tetap berada dalam tujuan yang saa untuk membangun bangsa.
"Saya mengerti banyak yang mungkin masih emosional. Kita mengerti banyak hal yang kita harus perbaiki. Intinya saya berpendapat bahwa antara pemimpin kalau hubungannya baik kita bisa saling ingatkan," katanya.
Prabowo menutup pidatonya dengan mengingatkan Jokowi bahwa menjadi presiden merupakan amanah yang besar. Ia pun menyatakan siap membantu pemerintah bila memang diperlukan.
"Mohon maaf kalau kira mengkritisi bapak sekali-sekali," katanya.
Usai menyampaikan pidato politik di Stasiun MRT Senayan yang lokasinya ada di bawah tanah, Jokowi dan Prabowo berjalan kaki bersama menuju pusat perbelanjaan Fx Sudirman. Keduanya terlihat santai meski dikerumuni warga yang antusias. Jokowi dan Prabowo juga sempat menyantap makan siang bersama di restoran Sate Khas Senayan, sebelum akhirnya mengakhiri pertemuan bersejarah di tengah dinamika politik negeri ini.
[video] Pesan Damai dari Stasiun MRT Jakarta