REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga telah menetapkan status siaga bencana kekeringan sejak Rabu (10/7). Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Dadi Djakaria mengatakan, sejak Senin (8/7) pihaknya sudah melakukan apel kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan. "Iya sudah ditetapkan siaga bencana kekeringan. Itu ditetapkan per hari Rabu," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id Jumat (12/7).
Menurut dia, kekeringan saat ini lebih banyak mengancam lahan pertanian. Sedangkan kebutuhan air bersih warga dinilai masih mencukupi.
Dadi mengatakan, umumnya sumur warga masih menghasilkan air bersih. Ia membantah terkait informasi adanya warga yang mengonsumsi air bersih di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. BPBD telah turun langsung dan tak ditemukan kejadian tersebut. "Masyarakat masih memiliki sumur dan air dari PDAM masih mengalir," kata dia.
Sejauh ini, lanjut dia, berdasarkan data dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut belum ada permintaan air bersih. Namun, pihaknya juga terus melakukan pemantauan ke lapangan. Secara umum, kata dia, masih kondusif.
Ia mengatakan, permasalahan yang dihadapi BPBD Kabupaten Garut adalah belum adanya mobil tangki air. Untuk mengatasi kebutuhan air warga, BPBD akan berkoordinasi dengan PDAM. "Mudah-mudahan tahun depan pumyalah (mobil tangki air, Red)," kata dia.
Selama siaga bencana kekeringan, BPBD juga telah berkoordinasi dengan semua instansi. Sementara armada juga sudah disiapkan dari PDAM.
Sebelumnya, Bupati Garut Rudy Gunawan menjamin ketersediaan air bersih di wilayahnya. Ia megatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga sudah menyiapkan delapan mobil tangki air. Ia menegaskan, pihaknya akan siap selama 24 jam.
Menurut dia, penyiagaan itu akan dilakukan selama musim kemarau masih berlangsung. "Mau jam 2 malam pun kita siapkan untuk distribusi air," kata dia.
Sementara untuk lahan pertanian, Rudy mengatakan, Pemkan Garut juga sudah menyiapkan bantuan pomp air. Ke depannya, pihaknya juga akan mengupayakan irigasi yang permanen.
Ia mengakui, Pemkab telah menerima beberapa laporan lahan yang sudah mulai kekeringan. Namun menurut dia, jumlahnya tak terlalu signifikan. "Kita terus data. Kalau nanti yang puso akan kita berikan bibit nantinya. Kita ada anggaran untuk itu," kata dia.