Kamis 11 Jul 2019 20:49 WIB

Pemprov Janjikan Solusi Akses Air Bersih Warga Lereng Merapi

Sudah tiga bulan, warga lereng Merapi sulit mendapat air bersih.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Air bersih (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG— Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berjanji akan mencarikan solusi jangka panjang untuk mengatisipasi krisis air bersih 600 kepala keluarga (KK) warga Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Diharapkan, minimnya akses air bersih tidak lagi menjadi problem bagi warga desa yang berada di lereng gunung Merapi tersebut.

“Pesoalan ini harus dicarikan solusinya,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (11/7).

Baca Juga

Gubernur mengaku, hari ini telah mendatangi langsung dan bertemu dengan warga Desa Balerante, guna menyerahkan bantuan air bersih kepada 600 KK yang telah terdampak musim kemarau. Sejak tiga bulan lalu warga Balerante mengaku sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut orang nomor saatu di Provinsi Jawa Tengah ini, persoalan minimnya akses air bersih yang selalu dialami oleh ratusan KK warga di desa ini bukan tidak ada solusi.

Ganjar menjelaskan, solusi jangka panjang mengatasi kesulitan air bersih pada saat musim kemarau di desa ini harus dipikirkan agar setiap musim kemarau, desa tersebut selalu dilanda ‘kekeringan’.

Maka dari warga, gubernur banyak mendapatkan informasi bahwa di bawah desa terdapat sumber mata air yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan warga tersebut. Yang menjadi persoalan, lanjutnya, warga menghadapi kesulitan untuk mengalirkan air dari bawah menuju ke desa Balerante yang lokasinya memang lebih tinggi dibandingkan sumber air yang dimaksud.

“Selain jarak mata air dengan desa mereka yang cukup jauh, lokasi desa Balerante juga merupakan desa paling tinggi diantara desa lain, di lereng gunung Merapi yang ada di wilayah Kabupaten Klaten ini,” katanya.

Ganjar meminta agar pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Balerante untuk melakukan kajian terlebih dahulu terhadap kemungkinan membuat instalasi untuk mengalirkan air dari mata air ke desanya.

“Saya memang meminta agar dikaji dahulu, kemudian dihitung berapa biayanya. Setelah itu ajukan ke saya dan dalam waktu maksimal dua minggu sudah keluar untuk menghitung," ucap dia.

Soal anggaran, lanjutnya, biar itu urusannya gubernur dengan bupati yang memikirkan. Karena dalam kesempatan tersebut gubernur juga didampingi oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani. Selain itu, gubernur juga meminta agar Sukono segera mengajukan proposal pembuatan embung.

Di lain pihak, gubernur juga mengatakan, persoalan kekeringan memang kerap melanda warga di lereng gunung. Kalau di lereng Merapi contohnya ada di Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten dan beberapa desa di Kabupaten Magelang.

Ganjar juga menyampaikan, kalau persoalan air ini nantinya tertangani, sebenarnya bisa dijadikan bisnis, bisa jadi Bumdes atau juga bisa dikelola seperti Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement