REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dapat mengatasi kekeringan demi mencegah potensi kerugian panen. Estimasi awal kerugian panen yang bisa dicegah mencapai hampir Rp 3 triliun.
"Kita berusaha menghitung akibat kegagalan panen. Ini masih dalam bentuk proposal, akibat kegagalan panen ini berapa kerugian negara kita. Itu perkiraannya hampir mencapai Rp 3 triliun dan karenanya harus dicari jalan bagaimana atasi kekeringan itu. Salah satunya adalah dengan membuat hujan buatan," kata Hammam di Bogor pada Rabu (10/7).
Dia mengatakan lahan sawah banyak tersebar di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat dibanding daerah lain di Indonesia. Saat ini ada daerah yang sudah dan berpotensi terancam kekeringan.
Karena itu, teknologi modifikasi cuaca dapat menjadi langkah preventif untuk mengatasi masalah kekeringan agar tidak terjadi gagal panen. Jika kekeringan melanda di banyak wilayah pertanian padi, dikhawatirkan produksi padi akan turun drastis.
Hammam mengatakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menyampaikan kepada BPPT penggunaan TMC dalam mengatasi kekeringan demi menghindari gagal panen.
"Waktu itu Pak Mendes (Menteri Desa) sudah menyampaikan agar BPPT menyiapkan proposal dan memaparkan ini ke Kementerian Pertanian, tapi belum ketemu. Saya lagi menunggu tindak lanjutnya," tuturnya.
Teknologi modifikasi cuaca dapat mengatasi kekeringan dengan menciptakan hujan buatan sehingga menjadi solusi agar terhindar dari kekeringan. "Kalau kita mau menyelamatkan sekian triliun rupiah akibat gagal panen dan bisa mengalokasikan biaya untuk hujan buatan dan mengatasi kekeringan, risiko gagal panen juga berkurang," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu menyatakan ribuan hektare sawah yang ditanami padi sudah mengalami kekeringan di musim kemarau. Luas sawah yang mengalami kekeringan diperkirakan akan terus bertambah.
"Secara keseluruhan yang mengalami kekeringan sudah ada 11 ribu hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Indramayu Ahmad Yani di Indramayu, Rabu (10/7). Sebanyak 11 ribu hektare sawah yang mengalami kekeringan itu terbagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang, dan berat.