REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Permintaan ikan hias hidup asal Sulawesi Utara (Sulut) yang dikirim ke Thailand cukup tinggi sejak awal tahun sampai awal semester II 2019. Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw mengatakan pengiriman ikan hias ke Thailand dilakukan hampir setiap bulan.
"Kendati setiap kali pengiriman jumlahnya tidak terlalu banyak tapi mampu menghasilkan devisa," katanya di Manado pada Rabu (10/7). Hampir setiap bulan permintaan ikan hias sebesar 30 boks atau 850 ekor mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 800 dolar Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan Thailand sudah menjadi negara tujuan utama ekspor ikan hias hidup sehingga pengirimannya dilakukan setiap bulan. "Ikan hias hidup ini memiliki keistimewaan tersendiri sehingga permintaan terus berdatangan," jelasnya.
Jenny mengatakan ikan hias hidup di Sulut yang mulai dilirik pasar luar negeri menunjukkan peningkatan signifikan baik dari sisi volume maupun nilainya karena harganya cukup baik.
"Peningkatan perolehan devisa tersebut salah satu di antaranya karena harga yang dinikmati pengekspor sangat bagus di pasaran. Didukung dengan kualitas yang terjamin hingga ke tempat konsumen di mancanegara," jelasnya.
Faktor penyebab harga komoditas hasil laut tersebut dihargai cukup baik di Thailand karena bentuk dan warna yang bagus. Selain itu kualitas hidup ikan terjamin dari sejak penangkapan, pengiriman lewat udara, hingga ke tangan konsumen.
Bertambahnya perdagangan ikan hias hidup dari Sulut itu didukung dengan lancarnya penerbangan sebagai sarana angkutan utama. Menurutnya pemerintah akan terus memfasilitasi dan mencarikan pasar baru untuk pengekspor di Sulut.