Ahad 07 Jul 2019 17:13 WIB

Airlangga dan Bamsoet Disebut Berpeluang Pimpin Golkar

Airlangga dan Bamsoet punya akses berhubungan langsung dengan Jokowi

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi
Foto: Republika/Bayu Adji P
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, menilai baik Bambang Soesatyo maupun Airlangga Hartarto memiliki peluang yang sama untuk mempimpin Partai Golkar.  Menurutnya, keberhasilan Golkar dalam pemilu tidak lantas membuat posisi Airlangga lebih unggul. 

"Kalau dilihat dari fenomena sekarang, kan dua nama tadi sama-sama memiliki jabatan yang memungkinkan untuk mendapat akses berhubungan langsung dengan Presiden (Jokowi). Bagaimanapun juga, Airlangga adalah menteri Pak Jokowi. Bahkan posisi Airlangga yang terpilih sebagai Ketua Umum Golkar dalam munaslub yang lalu diberikan atas dispendasi Jokowi, " ujar Burhanuddin dalam diskusi di Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (7/7).

Sebab sebelumnya, seorang Menteri dilarang melakukan rangkap jabatan.  Meski demikian, kata Burhanuddin, posisi Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai ketua DPR RI juga sama kuatnya. 

"Posisinya (Bamsoet) secara ketatanegaraan itu sederajat dengan Presiden. Jadi dua-duanya punya akses (kepada Presiden)," tegasnya. 

Sementara itu, waktu pelaksanaan munas juga menentukan dan bisa menjadi strategi bagi keduanya. Jika munas digelar pada Desember 2019, maka Bamsoet sudah tidak lagi menjadi ketua DPR. 

Namun, jika pelaksanaan munas dimajukan pada September 2019, posisi ketua DPR masih dipegang Bamsoet.  Kemudian, dari sisi Airlangga, pada Desember nanti dia pun telah demisioner sebagai menteri. 

"Jadi skenarionya masih sangat cair, termasuk misalnya Airlangga pasti menggunakan posisinya sebagai Ketua Umum Golkar untuk menentukan siapa yg direkomendasikan sebagai menteri untuk kabinet Jokowi mendatang. Belum lagi kedekatan Airlangga dengan Jokowi sebagai alumni UGM misalnya. Jadi ada banyak kartu yang bisa dimainkan," ungkapnya. 

Dia menambahkan, dalam rekam jejak Partai Golkar, keberhasilan Ketua Umum belum tentu sejalan oleh peserta munas.  Burhanuddin mencontohkan, pada 2004 Akbar Tanjung sebagai Ketua Umum Partai Golkar berhasil membawa parpol tersebut berada di urutan kedua peraih suara pileg. 

"Saat itu, keberhasilan Akbar tidak di reward oleh peserta munas dengan memberi suaranya pada justru kepada Jusuf Kalla. Artinya kekuasaan menjadi faktor yang menentukan dari performa elektoral pemilu sebelumnya," kata Burhanuddin. 

Sebagaimana diketahui, nama politikus Golkar yang hampir dipastikan maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Golkar pada Munas 2019 adalah Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Airlangga selaku pejawat telah mengisyaratkan memperoleh dukungan dari para DPD Golkar serta memperoleh dorongan dari Presiden Jokowi. 

Dorongan dari Jokowi tercermin dari pertemuan Airlangga beserta pimpinan DPD Golkar dari 34 provinsi dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Menurut DPP Golkar, dalam pertemuan itu tersirat bahwa Presiden merasa nyaman dengan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Sementara itu, Bambang Soesatyo juga menyatakan mendapat dukungan sejumlah pihak untuk maju dalam munas mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement