Sabtu 06 Jul 2019 09:56 WIB

Sopir Mogok, Hanya 14 Damri Beroperasi di Soekarno Hatta

Sopir Damri menuntut helper dipekerjakan kembali meski tiket elektronik diberlakukan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
Pengendara kendaraan melintas di terowongan perimeter selatan di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (20/5/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pengendara kendaraan melintas di terowongan perimeter selatan di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (20/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani mengatakan sejumlah sopir bus Damri pada Sabtu hari ini (6/7) melakukan aksi mogok untuk trayek menuju ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia mengatakan hanya 14 Damri yang terpantau melayani di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu pagi.

"Banyak yang nggak berangkat karena aksi mogok," kata Yani saat ditemui di Yogyakarta, Sabtu (6/7). 

Baca Juga

Dia menegaskan saat ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengupayakan untuk membantu penyelesaian permasalahan. Yani mengatakan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi akan bertemu dengan direksi Perum Damri.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin menyampaikan permohonan maaf karena trayek Bandara Soekarno-Hatta mengalami gangguan. "Ini sebagai imbas dari pengemudi yang mogok kerja," tutur Setia. 

Dia menjelaskan, para pengemudi Damri Bandara Soetta sebenarnya berlangsung sejak kemarin (5/7). Para sopir menuntut agar helper lama direkrut oleh Damri dan diposisikan di dalam bus kembali. 

Setia menilai demo pengemudi yang diduga didalangi oleh segelintir provokator tersebut sudah mengarah pada tindakan anarkis. "Karena dengan menyerang pejabat Damri yang langsung menemui mereka dengan maksud menjelaskan kebijakan perusahaan dan untuk mendapatkan titik temu," kata Setia. 

Saat ini, Damri memang tengah mengembangkan dan melaksanakan penggunaan sistem elektronik. Sebab, Setia menuturkan penerapan tiket elektronik bukan hanya sekadar pilihan namun suatu keharusan. 

"Terlebih di lokasi Bandara Soekarno Hatta, Angkasa Pura (AP) II sudah sedemikian gencar dengan digitalisasi, kebijakan Damri tentunya selaras dengan kebijakan AP II dan tuntutan zaman," ungkap Setia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement