Jumat 05 Jul 2019 16:24 WIB

Info Potensi Gempa Magnitudo 8,5 Resahkan Warga Mataram

Pemberitaan adanya potensi gempa magnitudo 8,5 di selatan Pulau Lombok resahkan warga

Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemberitaan potensi gempa bermagnitudo 8,5 yang akan terjadi di selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, meresahkan warga. Seorang warga Mataram bernama Ropiah mengaku dirinya masih trauma dengan gempa tahun lalu.

"Trauma kita terhadap gempa tahun lalu saja belum hilang, sekarang ada berita lagi bahwa ada potensi gempa yang lebih besar disertai tsunami," kata wanita berusia 55 tahun ini, Jumat (5/7).

Baca Juga

Dia sangat menyayangkan adanya informasi akan terjadinya gempa dan tsunami di Pulau Lombok. Apalagi dalam kondisi saat ini di mana masyarakat yang terdampak baru saja merasakan ketenangan mencoba lepas dari trauma.

"Kita sudah tenang-tenang dan mulai memperbaiki rumah yang rusak akibat gempa, kini sudah ada informasi potensi gempa lagi. Ini tentunya sangat meresahkan apalagi untuk kita yang masyarakat awam," katanya.

Ropiah menuturkan saat gempa Agustus 2018, dia hampir tiga bulan tidur di pengungsian karena takut terjadi gempa susulan. Belum lagi kondisi rumahnya retak sehingga dirinya tidak berani tidur di dalam rumah.

"Sampai saat ini saya masih belum berani tidur di kamar. Setiap malam tidur di ruang tamu supaya mudah keluar rumah saat terjadi gempa atau bencana lainnya," ujarnya.

Hal senada juga dilontarkan Ismi salah satu warga Sekarbela, Mataram. Ia juga mengaku resah dengan pemberitaan potensi gempa itu.

Ismi bahkan sempat meminta suaminya menjual aset yang ada di Mataram dan pindah ke kabupaten atau kota lain yang dianggap lebih aman dan nyaman. "Pemberitaan tentang potensi gempa dengan magnitudo 8,5 membuat kita resah dan pastinya mengganggu konsentrasi kita beraktivitas," kata Ismi.

Ia berharap pemerintah bisa lebih bijak lagi menyampaikan informasi tentang potensi bencana pada satu daerah agar masyarakat tidak resah dan panik.

Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah meminta masyarakat tidak panik menyikapi pemberitaan potensi gempa bermagnitudo 8,5 yang akan terjadi di selatan Pulau Lombok. "Jangan panik dan takut. Di Jepang, informasi itu satu hal yang biasa. Apalagi kita sedang masuk dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi setelah gempa 2018," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement