REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasdem menyatakan bahwa mereka menyerahkan persoalan jatah kursi menteri ke Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Mereka mengaku, saat ini fokus pada komitmen jangka panjang untuk perbaikan dan restorasi Indonesia.
"Kami tanpa syarat, secara komitmen jangka panjang agar berhasil. Bahkan di titik tertentu mengambil risiko politik, risiko elektoral sekalipun, untuk bangsa," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate saat dihubungi, Jumat (5/7).
Ia menjelaskan, partainya tak pernah menitipkan nama kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Sikap Nasdem murni memberi penghormatan kepada hak prerogratif presiden.
"Kami yakin Pak Jokowi selalu rasional dan realistis dalam memilih (menteri)," ujar Johnny.
Ia percaya Jokowi akan memilih orang yang tepat dan terbaik guna mengisi kabinetnya. Meski begitu, pria asal Nusa Tenggara Timur itu mengatakan bahwa NasDem memiliki sejumlah kader yang siap mengisi kursi menteri.
"Kami mempunyai banyak (kader yang siap) dan biasanya Pak Jokowi usai memilih (menteri), baru disampaikan oleh ketum partai," ujar Johnny.
Untuk diketahui, Presiden terpilih Jokowi mengisyaratkan pembentukan kementerian baru, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Salah satu upayanya adalah memberi tempat untuk anak muda dalam kabinet periode keduanya.
Menurut Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Arsul Sani, wacana menteri berusia muda bisa diambil sisi positifnya. Ia menduga wacana itu muncul sesuai dengan visi-misi Jokowo di pemerintahan berikutnya yang ingin fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
"Salah satu aspek pembangunan SDM adalah menyiapkan generasi yang lebih muda untuk siap memimpin negara, pemerintahan, organisasi yang besar," ujarnya.