REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasdem telah menyiapkan kadernya dalam menduduki salah satu kursi pimpinan parlemen. Nasdem yang meraup kursi terbanyak keempat dalam Pemilu Legislatif 2019 sudah bersiap mendudukkan kadernya sebagai pimpinan DPR dan MPR RI.
Sekretaris Jenderal Nasdem Johnny G Plate mengatakan, memilih kader untuk menduduki kursi pimpinan DPR adalah perkara yang mudah. Menurut dia, Nasdem juga akan berkoordinasi dengan partai koalisi untuk menempatkan kadernya di alat kelengkapan dewan (AKD) atau pimpinan komisi.
"Kami akan berbicara bersama-sama koalisi yang lainnya untuk menempatkan di alat kelengkapan dewan, ada 17 AKD untuk menempatkan nanti tokoh-tokoh yang memberi sumbangsih di dalam memimpin jalannya DPR agar lebih baik dari sebelumnya," kata Plate di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (4/7).
Plate mengungkapkan, yang menjadi pembicaraan saat ini adalah komposisi pimpinan MPR. Pimpinan MPR, terdiri dari lima orang yang komposisinya berasal dari satu DPD dan empat DPR. Padahal, parpol pendukung Jokowi terdiri dari lima partai, yakni PDI P, PPP, PKB, Nasdem, dan Golkar.
Artinya, ada satu partai yang tidak mendapatkan 'jatah' pimpinan MPR. Namun, menurut Plate hal ini bukanlah menjadi masalah. Partai koalisi akan tetap melakukan pembicaraan. "Ini bukan soal rela tidak rela, ini pembicaraan yang rasional," kata dia.
Koalisi KIK saat ini memenangkan 349 kursi dari 575 atau mayoritas di parlemen. Sedangkan MPR membutuhkan mayoritas itu 356 kursi, yang artinya, perolehan KIK belum bisa sepenuhnya memenuhi mayoritas di MPR. "Kita akan berbicara bersama-sama," kata Plate menjelaskan.
Untuk Nasdem, Plate menyatakan, siapapun yang duduk di MPR haruslah tokoh yang mampu memimpin. "Kami untuk kepentingan negara selalu siap, tapi bukan tukar tambah antar partai, tapi mana tokoh-tokoh yang dilihat mampu untuk memimpin MPR dengan baik, apalagi tugas-tugas MPR tugas yang sangat penting," ujarnya menambahkan.