REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -– Setelah dikabarkan hilang selama tiga hari, anak dengan inisial FAN (8 tahun) ditemukan meninggal di dalam bak kamar mandi sebuah kontrakan di Kampung Cinangka RT 02, RW 02, Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (2/7). Kontrakan tersebut merupakan milik kakek korban yang disewakan kepada seorang tukang bubur ayam.
Kakek FAN, Didin (60), menjelaskan penemuan tersebut bermula ketika paman korban mencium bau tidak sedap dari kamar kontrakan yang berada di lantai satu rumahnya. Menurut dia, bau busuk yang berasal dari kamar yang ditempati oleh penjual bubur ayam tersebut sempat diduga sebagai daging ayam yang busuk karena ditinggal oleh penghuninya selama beberapa hari.
"Saya kira itu daging ayam busuk. Jadi saya tanya juga ke keluarga, apakah dia yang masih di sekitaran situ juga,” ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (3/7).
Didin mengatakan, pihak keluarga semakin curiga dikarenakan tukang bubur tersebut tidak kunjung pulang. Padahal, biasanya ia sudah kembali ke kontrakan sebelum siang.
Menurut Didin, keluarganya memutuskan untuk mendobrak pintu kamar tukang bubur tersebut setelah sang penyewa kamar tidak kunjung pulang selama dua hari berturut-turut. Mereka mendapati sumber bau berasal dari kamar mandi.
"Saya curiga. Biasanya kalau mau pergi pasti bilang dulu, tapi ini enggak sama sekali. Di kamar mandi, bak mandi ditutup selimut dan ember. Pas dibuka, jenazah cucu saya ternyata ada di sana," ucap dia.
Dari pantauan Republika.co.id, usai diautopsi sekitar pukul 14:00 WIB, jenazah FAN langsung dimakamkan di dekat kediamannya. Lawatan tetangga ke rumah keluarga korban masih mengalir.
Sementara itu, tukang bubur sudah diamankan oleh kepolisian sekitar pukul 16:00 WIB. Dia juga sempat dikabarkan menghilang selama tiga hari, berbarengan dengan hilangnya korban. Polisi belum memberikan keterangan soal penangkapan tersebut.
Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena, mengatakan, kepolisian setempat melaksanakan olah tempat kejadian perkara setelah korban ditemukan pada Selasa, (2/7) malam. Menurut dia, FAN merupakan korban tindak kekerasan terhadap anak di bawah umur atau pembunuhan berencana. "Itu dikarenakan cara pembunuhan dan kemudian menyimpannya di bak mandi," ujar dia.
Ita mengungkapkan, pada Sabtu (28/6) korban tampak bermain di kolam yang tidak jauh dari kediaman kakek dan neneknya. Sejak itu, korban menghilang.
Sang nenek telah melakukan pencarian, namun tak berhasil menemukan FAN. Akhirnya, keluarga korban melapor ke Polsek Megamendung.
Sementara itu, Kapolsek Megamendung, Ajun Komisaris Asep Drajat, mengatakan, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut. Asep mengatakan, sejumlah barang bukti telah dikumpulkan, antara lain seprei biru, centong kayu, pakaian berupa baju dan celana korban, serta ember merah muda. "Saat ini kami masih mendalami penyebab kematian korban," ujar dia.
FAN yang merupakan anak kelas dua Sekolah Dasar (SD) sempat dikabarkan hilang sejak Sabtu (29/6). Ia terakhir terlihat sedang bermain di kolam yang keberadaannya tidak jauh dari kediaman kakeknya.
Korban yang sering tinggal di rumah kakeknya itu juga dikabarkan dekat dengan tukang bubur yang menyewa kamar kontrakan kakeknya. Ayah korban merupakan teknisi di sebuah hotel sedangkan ibunya merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan.