Selasa 02 Jul 2019 16:37 WIB

JK Ingatkan Perlunya Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo

Rekonsiliasi diperlukan untuk mencegah keterbelahan masyarakat di akar rumput.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (2/7).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai rekonsiliasi antara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo -Sandiaga tetap perlu dilakukan, meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024.  JK menilai rekonsiliasi antarkedua pasangan dapat mencegah masyarakat terbelah.

"Rekonsiliasi artinya, banyak. Bersatu kembali sebagai negarawan, harus tetap punya hubungan baik secara kekeluargaan, seperti itu. Ya tetap perlu, kalau tidak nanti juga tetap bangsa ini terbelah nanti," ujar JK saat diwawancarai wartawan, Selasa (2/7).

Baca Juga

JK meyakini, rekonsiliasi dapat meredam keterbelahan di tataran akar rumput, terutama dari pendukung kedua pasangan calon. Menurutnya,  kalau yang atas sudah bersatu, maka di bawahnya juga akan lebih baik dan mudah.

JK mengatakan, Prabowo juga sudah menerima hasil Pemilihan Presiden 2019 yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Karenanya, ia menilai tidak ada persoalan yang menghalangi proses rekonsilisasi tersebut.

"Kalau liat pernyataan Pak Prabowo kan sudah menerima dengan baik. Kalau sudah menerima dengan baik, mestinya tidak ada soal lagi. Saya kira tinggal tunggu waktu aja, soal waktu," kata JK.

JK juga mengimbau para elite untuk menyudahi memperpanjang pembelahan sikap pasca-Pilpres. JK menilai, semua pihak berkewajiban untuk melakukan rekonsiliasi, baik pihak yang mendukung pemerintahan maupun oposisi.

"Itu bukan hanya imbauan, tapi itu juga kewajiban kita semua untuk bersatu, rekonsilisasi itu bermakna bersatu dalam mencapai tujuan walaupun berbeda dalam cara, satu pemerintahan, satu oposisi," ungkap JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement