Selasa 02 Jul 2019 15:26 WIB

Zakat Memberdayakan Umat

Dua puluh satu tahun Rumah Zakat ikut memberdayakan Indonesia dan dunia

Petugas melayani donatur di Kantor Layanan Rumah Zakat, Matraman, Jakarta, Jumat (16/11).
Foto:
Petugas melayani donatur di Kantor Layanan Rumah Zakat, Matraman, Jakarta, Jumat (16/11).

Transformasi 4.0

Sebagai lembaga yang sudah berusia 21 tahun, kita sadari bahwa zaman terus bergerak. Berkali-kali, lembaga ini mengalami perubahan, sebab kita yakin bahwa kita harus terus bergerak atau tergantikan. Change!

Maka, terjadi transformasi dari lembaga tradisional menjadi lembaga profesional (2006) sebagai transformasi pertama. Rebranding dari Rumah Zakat Indonesia menjadi Rumah Zakat (2010) sebagai kedua, dan menggabungkan dua transformasi sebelumnya budaya (mindset) dan branding dari Profesional Institution ke Entrepreunerial Institution (2016).

Transformasi ketiga ini yang sudah hampir 3 tahun berjalan kami terapkan, menggabungkan budaya (mindset) dan branding. Secara internal, kami bersungguh-sungguh menghadirkan mindset entrepreneur: memiliki mindset pejuang, cepat merespon dan mengeksekusi peluang, memberikan solusi yang inovatif, kolaborasi aktif dan kesungguhan proses dan hasil.

Dalam penerapan mindset pejuang ini, misalnya, mereka bekerja dengan harapan bahwa akan ada perubahan dan harapan akan negeri ini, berfikirnya bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kebaikan orang lain. Karenanya, jangan heran, jika para pegiat zakat ini masih ‘betah’ di kantor bahkan ketika sudah lewat waktu malam.

Bahkan, di daerah, mereka harus membersamai warga selama sehari semalam setiap harinya. Tentu saja, ikhtiar ini harus juga diimbangi dengan fasilitas yang mereka betah dan nyaman untuk bekerja.

Rupanya, tempat kerja tak hanya melulu untuk bekerja (working), tapi juga untuk bermain (playing) dan memaknai kehidupan (living). Bagi kita, para pegiat yang kebanyakan kaum muda dan milenial ini membutuhkan tantangan dalam pekerjaanya.

Karenanya, kita desain tempat kerja yang friendly, homy, playful, merangsang imajinasi, kreativitas dan mendorong komunikasi terbuka serta kolaborasi. Karena, di era digital ini, kerja produkrif itu tidak harus di kantor di mana pun bisa, dan yang terpenting ini meningkatkan poduktivitas.

Kata Yoris Sebastian dalam Generasi Langgas (2016), salah satu ciri paling wahid para kaum milenial adalah kolaborasi. Iklim kolaboratif selalu ingin diciptakan kaum milenial di manapun, kapanpun.

Iklim ini, membawa dampak cukup besar bagi perusahaan-perusaahaan. Rhenald Kasali misalnya, dalam bukunya The Great Shifting menceritakan pergeseran mindset ini, dari mengakuisisi menjadi berkobalorasi.

Semangat kolaborasi ini menyeret hingga lingkungan terkecil dalam struktur organisasi. Jika sistem sturktur organisasi tradisional, berangkat dari struktur perusahaan produksi yang sifatnya hirarki-absolut, maka para milenial membawa disrupsi terhadap sistem ini,

Jamie Notter, Maddie Grant dalam bukunya When Millennials Take Over (2018) bercerita, bahwa salah satu sifat kolaboratif generasi milenial akan membawanya kepada ‘kelenturan.’

“Kelenturan,” kaa Jamie, merupakan bagian dari empat ciri utama generasi milenia. Pertama adalah Digital, kedua terbuka, ketiga cepat dan keempat adalah ‘lentur’ itu sendiri.

Karenanya, pernah ada mitra kita yang mengatakan, ”Beberapa kali komunikasi dengan institusi ini sangatlah menyenangkan, tidak ada gap atau sekat antara top management dengan karyawan. Bahkan untuk komunikasi dengan CEO-nya langsung mudah sekali.

Hal-hal seperti ini di era revolusi industri 4.0 ini harus benar-benar diperhatikan, dan tentu saja, tren ini masih terus berkembang. Alhamdulillah, dengan merespon zaman, Rumah Zakat dipercaya menjadi Lembaga Zakat yang terbaik: terbaik dalam pengelolaan, dan pemberdayaan.

Dua puluh satu tahun ini Rumah Zakat memberikan manfaat 32 juta penerima manfaat, 1.453 desa berdaya, 18 sekolah juara, 8 klinik pratama, pilihan lebih dari 524 ribu donatur, ada di 36 cabang dan 30 negara.

Sudah 13 kali berturut turut Rumah Zakat memperoleh opini keuangan ‘Wajar Tanpa Pengecualian’ (WTP), ISO ketepatan distribusi Zakat 9001:2015, Status special konsultative UN, LAZ terbaik 2010, MDGs Award 2014, Top Brand 2016, Transform award asia pasifik 2017: The best brand evolution category dan Anugerah Syariah Republika 2018

Ada juga penghargaan-penghargaan lainnya yang kita raih, dan kita bersyukur atas hal tersebut. Namun, bukan berarti transformasi itu sudah final. Di akhir tahun ini, kita sedang mempersiapkan diri menuju transformasi rumah zakat ke-4.

Transformasi 4.0 ini merupakan keniscayaan, transformasi dari entrepreunerial institution to world digital charity organization. Menuju transformasi ini, kami sudah memulai berinvestasi digital, mengadopsi teknologi digital dan mengimplementasikannya.

Beberapa situs digital seperti seperti sharinghappiness.org, infak.id, lelangbintang.com telah kami luncurkan. Alhamdulillah mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat. Tren yang kami dapati setelah diluncurkan terus tumbuh hingga 300%

Seperti dituliskan Yuswohady (2018), bahwa terjadi disrupsi digital dan disrupsi milenial. Data yang kami dapatkan 40 persen muzaki dari zakat digital adalah milenial. Jika dilihat pembayarannya, 60 persen zakat yang masuk berasal dari transaksi digital dan 40 persen lainnya.

Namun sebenarnya, transformasi 4.0 ini tak melulu membahas tentang situs digital. Transformasi ini, merupakan perubahan organisasi menyeluruh yang mencakup perubahan aspek lain seperti value, strategi, SDM, proses hingga leadership

Transformasi ini rencana kita kembangakan dua kemampuan yaitu kapabilitas digital (kemampuan digital) dan kapabilitas kepemimpinan (leadership). Yang pertama tentu menyangkut membangun dan mengembangkan teknologi

Yang kedua ini, tak kalah penting, how of leading change (kemampuan mengarahkan dan menggerakkan perubahan). Memang, tak ada yang menyangka Rumah Zakat yang 21 tahun lalu berawal dari jamaah pengajian di bandung, bermimpi menjadi world digital charity organization.

Tapi dengan energi yang menyirami kita selama ini, kita yakin hal tersebut dapat terwujud. Sebab, hanya ada dua tujuan yang menguatkan kita. Pertama, semata-mata karena ingin mencari keberkahan, ridha dan bekal bertemu Allah dalam mengemban tugas ini.

Kedua, Rumah Zakat berikhtiar untuk menyelamatkan umat dari kekafiran akibat kefakiran. Inilah yang membuat kita terus menjaga amanah selama 21 tahun. Tahniah, 21 Tahun Rumah Zakat, semoga semakin bermanfaat untuk memberdayakan Indonesia dan dunia.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement