Senin 01 Jul 2019 16:21 WIB

Lahan Pertanian Kekeringan di Sukabumi Meluas

4.373 hektare lahan pertanian yang terancam kekeringan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Esthi Maharani
BPBD Sukabumi menyaurkan air bersih untuk warga yang dilanda kekeringan, Selasa (31/7).
Foto: Riga Nurul Iman/REPUBLIKA
BPBD Sukabumi menyaurkan air bersih untuk warga yang dilanda kekeringan, Selasa (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kondisi lahan pertanian yang mengalami kekeringan di Kabupaten Sukabumi pada awal Juli 2019 ini meluas. Hingga kini tercatat seluas 2.536 hektare lahan kekeringan dan 4.373 hektare yang terancam kekeringan.

Data Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, menyebutkan lahan pertanian yang kekeringan tersebut terbagi ke dalam tiga tingkatan yakni ringan, sedang, dan berat. ‘’Hingga kini total lahan pertanian yang terdampak kekeringan seluas 2.536 hektare,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat kepada wartawan Senin (1/7).

Rinciannya, kondisi kekeringan ringan seluas 1.022 hektare, kekeringan sedang 1.016 hektare, dan kekeringan berat seluas 422 hektare. Sementara luasan lahan pertanian yang terancam kekeringan mencapai 4.373 hektare. Sehingga total yang kekeringan dan terancam mencapai 6.909 hektare atau hampir 7.000 hektare. Jika kekeringan terus terjadi, maka tingkatan kerusakan akan meningkat dari ringan ke sedang dan sedang ke berat.

Lahan yang terdampak kekeringan kebanyakan tersebar di selatan Sukabumi yang rata-rata sawahnya tadah hujan. Lahan yang kekeringan dan terancam kekeringan ini kata Sudrajat, mendapatkan penanganan dan bantuan dari pemerintah. Terutama dengan bantuan pompanisasi untuk daerah yang masih terdapat sarana air.

Harapannya lahan pertanian yang terancam kekeringan dapat terselamatkan dan tidak gagal panen atau puso. Upaya ini dapat mencegah kerugian yang dialami petani akibat gagal panen.

Sudrajat menuturkan, pada momen kemarau sebaiknya petani memang beralih ke tanaman palawija. Apalagi, Pemkab Sukabumi juga tengah serius melakukan pengembangan kawasan buah-buahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement