Senin 01 Jul 2019 16:07 WIB

Kader Gerindra di Akar Rumput Disebut Lebih Memilih Oposisi

Syafii meyakini oposisi baik untuk menyehatkan demokrati.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa media usai memberikan keterangan terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).
Foto: Republika/Prayogi
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa media usai memberikan keterangan terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra mengisyaratkan untuk tetap berada di pihak oposisi pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil Pilpres. Kader-kader Gerindra di akar rumput disebut lebih memilih berada di pihak oposisi dibanding menjadi bagian dari pemerintahan.

"Menurut saya, demokrasi yang sehat itu harus ada check and balance, yaitu selain partai pendukung, harus ada partai oposisi dan saya meyakini Gerindra akan tetap pada posisi sebagai oposisi," kata Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra Muhammad Syafii di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (1/6).

Baca Juga

Syafii mengatakan demokrasi yang sehat mengandung dua pilar, yaitu partai pendukung dan oposisi. Demokrasi tidak akan sehat bila semua partai menjadi partai pendukung pemenang pemilu. Menurut dia, harus ada yang bersikap oposisi.

"Gerindra sejak awal sudah menunjukkan positioning sebagai partai oposisi. Tentu dalam kondisi yang sama ketika kita belum memenangi pilpres, tentu kita akan membuat oposisi yang sama untuk menyehatkan demokrasi untuk tetap menjadi oposisi," ujar dia.

Syafii meyakini, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menginkan demokrasi yang sehat. Maka itu, ia meyakini, Gerindra lebih condong untuk tetap berada di jalur oposisi. Ia pun menyebut, kader-kader Gerindra lebih memilih agar Gerindra tetap menjadi oposisi.

"Saya kira seperti itu. Bahwa kader partai Gerindra dan pemikir demokrasi pasti menginginkan Gerindra tetap pada oposisi," kata Syafii.

Kendati demikian, anggota Komisi III DPR RI itu mengakui belum ada pernyataan resmi dari Partai Gerindra soal posisi politiknya itu. Menurut dia, Prabowo akan terlebih dahulu mendengar pendapat para pakar atau ahli.

"Saya kira tiap ada hal yang sangat penting pak Prabowo tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri, dia pasti meminta pendapat para pakar ahli dan akan memutusaknnya dalam pertemuan nasional internal partai," ujar dia.

Terkait keputusan partai lain, utamanya PKS, PAN, dan Demokrat, Gerindra menyerahkan keputusan ke masing-masing partai.

"Ketika masing-masing sudah memutuskan menjadi oposisi pasti bisa bertemu sebagai gabungan partai oposisi, tapi pada prinsipnya kita beroposisi sendiri," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement