REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan satu kali guguran lava pijar sejauh 850 meter pada Ahad (30/6). Guguran lava yang terpantau melalui CCTV pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB itu mengarah ke hulu Kali Gendol.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangan resminya menyebutkan, selama periode pengamatan, BPPTKG juga merekam dua gempa guguran dengan amplitudo 4-27 mm dan durasi 41,8--85 detik. Sementara itu, hasil pengamatan visual menunjukkan adanya asap kawah bertekanan lemah berwarna putih setinggi 20 meter di atas puncak kawah.
Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udaranya 13--16,9 derajat Celsius, kelembaban udara 45--95 persen, dan tekanan udara 568-708.7 mmHg. Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada.
Untuk sementara, BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merap.
BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan karena jarak luncur awan panas guguran Merapi makin jauh. Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan perkembangan Merapi ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.