REPUBLIKA.CO.ID, SERANG— Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin, mengatakan saat ini dirinya memiliki dua tanggung jawab untuk diemban di pundaknya, yaitu sebagai ulama dan umara. Hal itu diungkapkannya saat Haul ke-126 Syeikh Nawawi al Bantani di Ponpes an-Nawawi yang dipimpinnya.
"Saat ini saya punya dua tanggung jawab, yaitu mas'uliyyah ulama (tanggung jawab ulama) dan mas'uliyyah umara (tanggung jawab pemimpin). Jadi sekarang saya ulama dan umara," jelas Ma'ruf Amin saat membuka Haul Syeikh Nawawi Al Bantani di hadapan santri dan masyarakat umum yang hadir di Ponpes an-Nawawi, Tanara, Banten, Jumat (28/6) .
Menurutnya, meskipun saat ini telah diberi tanggung jawab menjadi Wakil Presiden, tanggung jawab sebagai ulama tidak akan lepas dari dirinya. Fungsi ulama untuk membangun agama di masyarakat, akan terus dilaksanakannya meskipun telah terpilih menjadi pemimpin.
Adapun fungsi umara yang menurutnya adalah membangun kebermanfaatan, maslahat dan menghindarkan rakyat dari kerusakan serta bahaya akan dilaksanakan juga.
"Jadi santri jangan kecil hati, karena santri bisa jadi apa saja. Saya sejak kecil jadi santri dididik supaya jadi kiai, ternyata bisa jadi Roas 'Aam Nahdatul Ulama (NU), Ketua MUI, lalu sekarang belok jadi umara setelah diajak Pak Jokowi mendampingi," terang Ma'ruf Amin berseloroh.
Di hadapan santri-santrinya, Ma'ruf Amin meyakinkan agar para santri tidak takut bermimpi untuk menjadi apapun. Dirinya mencontohkan banyak pejabat pemerintahan hingga kepala daerah berasal dari kalangan santri.
"Contohnya ini pak Nasir dari Menristekdikti, beliau santri tapi jadi menteri. Satu-satunya menteri yang hafal Alfiyah ya Pak Nasir ini. Padahal Menristek," ungkap Ma"ruf Amin.
Dalam Haul tersebut hadir Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir, dan Sekertaris daerah Al muktabar.