REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menilai, Gerindra lebih layak mendapat tawaran untuk bergabung ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Arsul menyebut, Gerindra menunjukkan sikap politik yang 'gentle' dari partai oposisi lain yang diisukan bakal merapat.
Menurut Arsul, bila berbicara soal tambahan koalisi pro Jokowi, maka kesempatan harus dibuka untuk semua partai oposisi. Karena itu, kata Arsul, Gerindra lebih layak untuk mendapat tawaran pertama ke dalam koalisi.
"Tidak bisa hanya membuka kemungkinan untuk Partai Demokrat dan PAN saja, itu bahkan yang pernah saya sampaikan menurut saya Gerindra itu justru, sebagai penghormatan, ya kalau memang disepakati nanti perlu bertambah, itu Gerindra harus mendapat kesempatan pertama untuk ditawari," ujar Arsul di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Jumat (28/6).
Arsul berpendapat, sifat gentle Gerinda terlihat saat Paslon dukungan mereka, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memilih jalur Mahkamah Konstitusi (MK) untuk bersengketa, meskipun akhirnya gugatannya mesti ditolak.
"Ketimbang misalnya pilpresnya belum selesai udah mau keluar lapangan, ini ibarat main bola belum 90 menit masa mau ganti lapangan gitu. Kan harusnya pertandingannya selesai dulu nantin kemudian mau merancang sebuah pertandingan lagi baru kebersamaan itu kedepan boleh dong kemudian ganti kaos," kata Arsul.
Adapun bila ada pertambahan koalosi, kata Arsul, maka cukup satu partai saja yang diberikan kesempatan bergabung ke koalisi pendukung pemerintah. Sehingga, oposisi pun masih memiliki kualitas kritis untuk memantau pemerintahan.
"Cukup satu aja yang masuk gitu loh di antara empat partai cukup satu aja yang masuk, lah yang satu yang masuk yang mana ya kita serahin sama Pak Jokowi," ujar dia.
Arsul menambahkan, Joko Widodo belum menyebut nama partai lain di luar partai yang saat ini sudah berada di dalam koalisi. Arsul meyakini, Jokowi akan membicarakan terlebih dahulu dengan partai - partai lainnya.