REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 750 unit sumur bor air tanah bakal terbangun di tahun 2020. Pembangunan ini diperkirakan akan menelan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak Rp 429,1 miliar.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menegaskan kelanjutan pembangunan sumur bor merupakan bukti konkrit kepedulian Pemerintah memberikan akses energi secara nyata kepada masyarakat.
"Komitmen Kementerian ESDM dalam pembangunan sumur bor adalah bagian dari peningkatan pelayanan berkeadilan sosial. Uang rakyat sudah semestinya kembali ke rakyat," tegas Agung, di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (27/6).
Selain daerah sulit air, Kementerian ESDM akan menyediakan 50 titik pengeboran air tanah dangkal untuk tanggap daerah. "Kami sudah alokasikan dana sekitar Rp7,1 miliar apabila ada kejadian bencana alam," jelas Agung.
Sumur bor yang akan dibangun oleh Badan Geologi fokus di daerah sulit air. Setiap sumur memiliki kedalaman sekitar 125 meter dengan rata-rata debit air 1 hingga 2,4 liter per detik serta dapat memenuhi kebutuhan sekitar 2.000 orang.
Tahun 2019, Kementerian ESDM telah merencanakan pembangunan 650 titik sumur bor air bersih untuk masyarakat di daerah sulit air yang tersebar di seluruh Indonesia, terletak di 232 Kabupaten/Kota di 31 Provinsi. Dengan adanya program ini, diharapkan permasalahan sulit air bersih dapat dikurangi sehingga setiap warga Indonesia bisa mendapatkan haknya untuk menikmati air bersih.
Sejak tahun 2005 hingga tahun 2018, Kementerian ESDM telah membangun sebanyak 2.290 unit sumur bor dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 144,4 juta m3/tahun dan dapat melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa. Sepanjang tahun 2018, dibangun 506 titik sumur bor di 175 Kabupaten/Kota dan 55 titik sumur bor untuk pengungsi bencana Bali, Lombok dan Sulawesi.