Rabu 26 Jun 2019 16:01 WIB

Kasus Stunting Ditemukan di 80 Desa di NTT

Anak stunting banyak ditemukan di 80 desa yang berbatasan dengan Timor Leste

Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur menemukan kasus stunting (kekerdilan) di puluhan desa. Stuntng ditemukan di 80 desa yang berbatasan dengan negara tetangga, Timor Leste, di enklave Oecusseitu.

"Kasus stunting sudah menyebar di semua desa di Kabupaten TTU (Timor Tengah Utara). Setiap desa memiliki anak-anak penderita stunting sehingga menjadi sangat serius yang ditangani pemerintah daerah itu," kata Wakil Bupati Timor Tengah Utara Aloysius Kobes di Kupang, Rabu (26/6).

Baca Juga

Pernyataan itu dilontarkan menyusul penetapan Kabupaten TTU sebagai daerah dengan angka tertinggi penderita kekerdilan di Nusa Tenggara Timur. Ia mengatakan setiap desa di Kabupaten Timor Tengah Utara terdapat belasan hingga puluhan anak stunting.

Aloysius Kobes mengatakan tingginya angka stunting adalah dampak dari asupan gizi yang kurang memadai saat anak masih dalam kandungan ibu. "Penyebab tingginya penderita stunting di TTU karena faktor gizi yang sangat kurang. Banyak ibu-ibu saat hamil kurang memberikan asupan gizi yang baik sehingga melahirkan anak dengan postur tubuh yang kerdil," katanya.

Ia menjelaskan pemerintah daerah telah melakukan berbagai intervensi program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tujuannya adalah memperbaiki gizi masyarakat di wilayah perdesaan yang menjadi kantong kekerdilan terbanyak.

Menurutnya peningkatan kesadaran masyarakat setempat terkait dengan pemberian gizi yang memadai kepada anak-anak mereka sangat penting. Ia mengatakan pemerintah daerah terus melakukan edukasi berupa sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian gizi yang memadai kepada anak dalam rangka mengatasi stunting.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement