Selasa 25 Jun 2019 15:15 WIB

Live Facebook, Polres Singkawang Dapat Info Kawin Kontrak

Polres Singkawang memulangkan warga korban kawin kontrak yang dibawa ke Cina.

Kawin kontrak (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kawin kontrak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Polres Singkawang kembali membantu pemulangan warga Kalimantan Barat yang berasal dari Singkawang dan Landak yang diduga menjadi korban kawin kontrak selama delapan bulan di Cina, Senin. Pemulangan ini berlangsung menyusul adanya laporan dari masyarakat Singkawang sekitar satu bulan yang lalu.

"Masyarkat menyebutkan bahwa ada keluarganya yang tidak bisa pulang ke Singkawang," kata Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi di Singkawang, Selasa.

Raymond mengungkapkan, berkat bantuan dari berbagai pihak, perempuan berinisial IN pada Senin sudah bisa menempuh perjalanan kembali ke kampung halamannya untuk berkumpul bersama keluarga. IN disebut telah berada di Pontianak menuju ke Singkawang.

Sedangkan NP, saat ini masih berada di KJRI Beijing. Raymond mengatakan, NP masih melakukan pemenuhan administrasi dan paspor.

Menurut Raymond, proses pemulangan kedua warga Singkawang dan Landak ini sudah dilakukan Polres Singkawang jauh-jauh hari sebelum viralnya berita kawin kontrak akhir-akhir ini. Dia memprediksikan, bahwa warga yang dipulangkan ini merupakan ekses atau peristiwa terdahulu.

"Semua laporan yang masuk tentu kita tindaklanjuti. Dan ini merupakan kepercayaan masyarakat kepada kami yang melaporkan melalui Humas kami yang mana setiap program pembinaan kami lakukan secara ''live'' di Facebook dan sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat," jelasnya.

Melalui siaran live itu, ternyata ada tanggapan dari masyarakat, bahwa banyak warga Singkawang yang sedang berada di luar negeri. Melalui live itu juga pihaknya mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk melacak dan mengkomunikasikannya hingga akhirnya yang bersangkutan bisa kembali ke Singkawang.

"Sehingga pemulangan ini juga berkat adanya bantuan masyarakat Singkawang yang ada di Indonesia maupun luar negeri," tuturnya.

Terkait dengan kasus ini, dia mengimbau kepada masyarakat Singkawang agar tak tergoda iming-iming dan bujukan seseorang, terutama kalau dijanjikan akan dinikahkan untuk mengubah nasib. Raymond mengingatkan, yang paling penting untuk mengubah nasib adalah belajar dan bekerja keras.

"Jangan mengambil jalan pintas sehingga teriming-imingi karena di sana pun belum tentu diperlakukan sesuai harapan," pesannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement