Selasa 25 Jun 2019 10:05 WIB

Jelang Putusan MK, Gubernur Wahidin: Banten Damai

Wahidin menilai warga Banten adalah orang cerdas dan tak mudah terpancing provokasi.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Banten Wahidin Halim memberi sambutan saat Halal Bilhalal Rekonsiliasi Lintas Ormas dan Majelis Agama di Serang, Banten, Senin (24/6/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Gubernur Banten Wahidin Halim memberi sambutan saat Halal Bilhalal Rekonsiliasi Lintas Ormas dan Majelis Agama di Serang, Banten, Senin (24/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim meyakini bahwa Banten akan kondusif jelang putusan Mahkamah Konstitusi. Hal ini diyakininya karena menurutnya tipikal masyarakat Banten adalah orang-orang yang cerdas sehingga tidak mudah terpancing provokasi.

“Saya yakin apapun putusan MK, masyarakat tidak akan ada masalah. Bisa dilihat pascapemilihan kan juga tidak terjadi apa-apa, aman dan Damai. Jadi tidak perlu diimbau, karena masyarakat Banten sudah cerdas,” tutur Gubernur Banten usai acara silaturahmi ulama, umaro, pimpinan ormas islam dan majelis agama di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Kota Serang, Senin (24/6).

Baca Juga

Keamanan dan ketertiba Banten Pascapemilu adalah bukti bahwa mayoritas publik Banten memiliki pemikiran yang rasional dan teguh untuk menjaga kerukunan.

Kegiatan silaturahmi dengan para ulama, pemuka agama serta ormas-ormas islam yang dilakukannya selama ini juga merupakan upaya Gubernur untuk mendapatkan masukan dari para tokoh masyarakat dalam menjaga kerukunan.

Karena menurutnya, setelah Pemilu berakhir, maka tidak ada lagi perbedaan pendapat atau pilihan yang menjadi alasan untuk berbuat rusuh.

“Manusia diciptakan dalam keadaan sebaik-baiknya dan punya akal. Pesan-pesan agama yang diajarkan Tuhan melalui Nabi Muhammad SAW menjadi pertanda bahwa sebenarnya tidak ada orang yang tidak mau bekerjasama untuk saling menghormati, saling menghargai karena itu adalah kebutuhan kita bersama,” jelas Gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement