REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses rekonsiliasi antara capres 01 Joko Widodo (Jokowi) dan capres 02 Prabowo Subianto terus berkembang. Meski tim hukum kedua belah pihak tengah sibuk bertarung di Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu ini, langkah rekonsiliasi dianggap telah memasuki tahap pertimbangan.
Juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sodik Mudjahid menyebut, Jokowi sudah berulang kali mengajukan pertemuan dengan Prabowo Subianto. Ajakan Jokowi ini, kata dia, masih dipertimbangkan secara matang dan komprehensif oleh para pimpinan.
"Hal ini masih sedang dipertimbangkan dengan sangat amat matang, dengan sangat komprehensif oleh pimpinan kami, pimpinan kami akan bertemu dengan semua jajaran, jajaran Gerindra, dewan pembina, dewan pakar, DPD juga dengan koalisi, juga mungkin dengan tokoh-tokoh," kata Sodik di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (24/6).
Sodik menyatakan, saat ini pihaknya belum memberikan jawaban atas permintaan Jokowi. Ia menyebut adanya proses pengambilan keputusan yang mendalam, komprehensif dan lengkap di seluruh jajaran partai untuk merespons tawaran rekonsiliasi ini.
"Iya benar, itu amat terbuka bahwa Pak Jokowi sudah minta rekonsiliasi, tapi sekali lagi kita belum mengambil keputusan, ya, itu masih sedang dipertimbangkan dengan amat mendalam, dengan amat matang, dengan amat komprehensif, bagaimana terbaik untuk bangsa ini," kata Ketua DPP Gerindra itu.
Sementara itu, Wakil Ketua TKN Arsul Sani menyatakan, meskipun proses di MK itu berjalan, tetapi komunikasi antarkedua belah pihak terus dibangun. Menurut Arsul, komunikasi itu berjalan berbagai level.
"Yang jelas pada level pimpinan partai atau pimpinan TKN atau BPN itu kami konunikasi paling gak kemarin itu selama seminggu 10 hari itu komunikasinya adalah untuk memastikan agar persidangan di MK itu pertama terkendali dengan baik," kata Arsul, Senin (24/6).
Arsul menilai, komunikasi harus terus dibangun untuk terwujudnya kondusivitas. Bila berbicara soal rekonsiliasi, maka kata Arsul, akan bermuara pada kemana kesepakatan, misalnya komposisi di pimpinan DPR MPR.
Meski demikian, Arsul pun tak memastikan bagaimana proses rekonsiliasi akan berakhir. "Saya tidak ingin memastikan itu tapi yang ingin saya katakan adalah tidak tertutup kemungkinan, tapi persoalannya kalau ada tawaran kan belum tentu juga, teman teman gerindra itu tentu punya pertimbangan politik sendiri, perhitungan sendiri, yang harus kita hormati," kata dia.
Arsul pun menambahkan, rekonsiliasi tidak langsung dari Jokowi pada Prabowo. Arsul menyebut, proses rekonsiliasi juga diusahakan oleh sejumlah tokoh yang dekat dengan kedua belah pihak, baik Jokowi maupun Prabowo.