Senin 24 Jun 2019 16:25 WIB

NTB Siap Distribusi Air Bersih di Wilayah Kekeringan

Belum ada laporan resmi dari BPBD terkait bencana kekeringan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Kekeringan. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Kekeringan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan sejumlah upaya dalam menghadapi potensi kekeringan di sejumlah wilayah di NTB. Salah satunya penyaluran atau distribusi air bersi ke wilayah kekeringan.

"Penanganan rutinnya pastinya kita siapkan penangananan air bersih melalui distribusi dengan mobil tangki," ujar Kepala BPBD NTB Ahsanul Khalik kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (24/6).

Baca Juga

Ahsanul mengatakan, sejauh ini memang belum ada laporan resmi dari BPBD kabupaten dan kota di NTB kepada BPBD NTB terkait bencana kekeringan. "Kalau laporan resmi dr kabupaten dan kota belum ada," kata Ahsanul.

Namun, Ahsanul mengaku mendapatkan informasi terkait sejumlah wilayah di Kabupaten Bima, Dompu, dan Lombok Timur, yang mengalami kekeringan. Otoritas setempat di tiga kabupaten tersebut telah melakukan distribusi air bersih. Ahsanul mengatakan upaya antisipasi terjadinya kekeringan juga telah dilakukan dengan pembangunan waduk dan sumur bor di tiga kabupaten tersebut pada tahun ini.

Ahsanul menyampaikan, BPBD NTB telah bersurat kepada kabupaten dan kota untuk mengeluarkan status darurat dari kepala daerah setempat apabila kondisi kekeringan semakin memuncak dan BPBD kabupaten/kota tidak mampu melakukan distribusi air bersih.

"Jika kondisi kekeringan memuncak dan kabupaten/kota tidak mampu melakukan distribusi air bersih karena banyaknya wilayah yabg kekeringan, maka BPBD provinsi (NTB) juga akan turun," ucap Ahsanul

NTB sendiri menjadi wilayah dengan potensi kekeringan. Pada 2018, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja mengungkapkan kekeringan mulai terdampak di sembilan dari sepuluh kabupaten/kota yang ada di NTB. Meskipun demikian, kekeringan yang terjadi bersifat belum merata. Pada tahun lalu, seluruh wilayah di Pulau Lombok seperti Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Utara, atau minus Kota Mataram, terdampak kekeringan. Sedangkan seluruh wilayah di Pulau Sumbawa, seperti Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima, dan Kota Bima juga mengalami hal serupa.

"Kekeringan ini sudah mulai menampakan wujudnya. Dari sepuluh kabupaten/kota, sembilan (wilayah) sudah terdampak kekeringan, kecuali Kota Mataram," ujar Agung pada 4 Juli 2018.

Agung mengatakan wilayah kekeringan tersebar, mulai dari  Pujut, Praya Timur, Praya Barat, Praya Barat Daya, dan Jerowaru di Lombok bagian selatan; Kayangan dan Bayan di Lombok Utara; Sekotong Tengah, Kuripan, Banyu Urip di Lombok Barat; Keruak dan Sakra Timur di Lombok Timur.

Agung menyampaikan, kekeringan yang belum bersifat merata. Jumlah kekeringan, kata dia, masih di bawah 100 desa, atau jauh lebih sedikit saat terjadi kekeringan pada 2017 yang berdampak terhadap sekira 380 desa se-NTB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement