Senin 24 Jun 2019 15:11 WIB

27 Kali Gempa Susulan Landa Mamberamo Raya

Gempa magnitudo 6,1 mengguncang Mamberamo Raya, Papua, Senin pagi.

Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan terjadi 27 kali gempa susulan setelah gempa magnitudo 6,1 mengguncang Mamberamo Raya, Provinsi Papua pada Senin (24/6). Dwikorita mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh pada isu yang tidak benar.

"Hingga pukul 13.00 WIB hasil monitoring BMKG sudah terjadi 27 kali gempa susulan dengan magnitudo antara 2,9 hingga 5,5 artinya kekuatannya semakin melemah," kata Dwikorita pada jumpa pers di BMKG, Jakarta, Senin.

Baca Juga

Gempa berkekuatan 6,0 terjadi di Mamberamo Raya pada Senin (24/6) pukul 08.05.26 WIB. Setelah dimutakhirkan kekuatan gempa menjadi magnitudo 6,1.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,67 LS dan 138,76 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 85 km arah tenggara Kota Burmeso, Kabupaten Memberamo Raya, Propinsi Papua pada kedalaman 10 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal, yaitu sistem Sesar Yapen.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi dipicu oleh penyesaran miring yang merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust).

Guncangan gempa dilaporkan dirasakan II-III MMI di Jayapura dan Wamena II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, sejumlah gempa bumi dengan kekuatan signifikan pernah terjadi di Mamberamo seperti pada 1916 dengan magnitudo 8,1, tahun 1926 bermagnitudo 7,9 tahun 1950 magnitudo 7,2, tahun 1963 magnitudo 6,3 tahun 1971 magnitudo 8,1, tahun 1981 magnitudo 5,9 tahun 1986 magnitudo 6,7, tahun 1987 magnitudo 6,6, tahun 1987 magnitudo 6,8 dan pada 2015 magnitudo 7,2.

Daryono mengatakan, secara tektonik, zona gempa di Papua cukup aktif dan kompleks. Penyebab utama (driving force) aktivitas gempa di wilayah Papua adalah tumbukan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan. Selain itu, juga terdapat desakan lempeng kecil Filipina yang menambah kompleksitas tektonik Indonesia timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement