Ahad 23 Jun 2019 18:47 WIB

FKUB Sebut Agama Masih Jadi Alat Politik di Seluruh Dunia

FKUB mengajak pemangku kebijakan dan pemuka agama sebarkan kebaikan nilai agama.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet saat diwawancarai wartawan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (23/6).
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet saat diwawancarai wartawan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia menilai agama masih menjadi sasaran empuk untuk dijadikan alat politik bagi para politikus. FKUB menyatakan, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan di seluruh dunia.

"Sekarang itu agama-gama dijadikan alat politik. Di seluruh negara dijadikan alat untuk meraih kekuasaaan dan untuk mendapatkan power," kata Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet saat ditemui di Jakarta, Ahad (23/6).

Baca Juga

Menurutnya, masih banyak politikus yang memanfaatkan identitas agama untuk mendulang simpati masyarakat. Nantinya, kata Ida, warga yang telah simpati akan mengikuti perintah politikus untuk menyerang lawan politiknya.

Mayoritas, menurut Ida, politikus mengambil keuntungan dari masyarakat yang belum mendalami agama. Sebab, mereka yang belum paham agama sangat mudah dipengaruhi. "Inilah yang harus kita rem. Terutama ditengah-tengah grassroots yang ilmu agamanya masih dangkal tapi kalo udah paham ndak bisa digitukan," ucapnya.

Oleh sebab itu, Ida mengajak para pemangku kebijakan dan pemuka agama untuk terus berupaya mensosialisasikan nilai-nilai kebaikan agama. Tidak hanya kepada massa di akar rumput, tapi juga kepada para politikus yang terus menerus memanfaatkan isu agama. "Mari kita berjuang untuk mensosialisasikan dan kita sadarkan para politikus-politikus," ungkapnya.

Ida menambahkan, jika berpolitik dengan cara yang santun berlandaskan nilai-nilai agama, maka negara akan lebih maju dan masyarakat dapat sejahtera. Dia berharap, politikus juga menyadari bahwa kebahagiaan bukan untuk diri sendiri tapi juga untuk masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement