REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandara Internasional Kertajati mulai melayani 13 rute penerbangan baru yang dipindah dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. PT Angkasa Pura II selaku operator bandara pun menyiapkan sejumlah langkah untuk menyambut pelaksanaan kebijakan ini.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan aksesibilitas dari sisi transportasi menjadi salah satu fokus utama. Hal ini agar penumpang yang biasa terbang di Bandara Husein Satranegara bisa tetap tertarik ke Bandara Kertajati. Subsidi transportasi darat menjadi salah satu opsi yang ditawarkan PT Angkasa Pura II.
"Subsidi yang paling memungkinkan untuk saat ini yang paling dibutuhkan masyarakat adalah subsidi untuk akses transportasi darat. Menurut saya bisa dengan bebaskan transportasi darat baik dari dan menuju Kota Bandung," kata Awal di sela-sela kegiatan Forum Group Discussion Bandara Kertajati: Era Baru Industri Aviasi di Tanah Pasundan, di Kota Bandung, Sabtu (22/6).
Menurut Awal, penggratisan biaya transportasi darat menuju Kertajati dari Kota Bandung bisa menjadi pemantik agar penumpang tak lantas berpindah ke bandara di Jakarta. Hal ini lantaran akses Tol Cisumdawu belum bisa digunakan.
Ia menyebutkan saat ini transportasi darat sebagai aksesilitas menuju Kertajati dari Kota Bandung menggunakan bus dan angkutan travel. Pemerintah bisa saja memberikan subsidi menggratiskan angkutan darat selama beberapa waktu dalam masa transisi ini.
"Ada berbagai pihak, ada Pemprov Jawa Barat, ada PT BIJB, ada PT Angkasa Pura II. Kalau mau singkat ceritanya ya kita bisa sharing. Kalau mau kita bisa perhitungkan," ujarnya.
Ia mengatakan selain itu, ada berbagai program dari maskapai penerbangan. Menurutnya ini juga menjadi peluang untuk bisa bekerjasama memberikan promosi transportasi penghubung ke Bandara Kertajati. Ini bisa menjadi strategi untuk menarik penumpang dengan target utamanya yang dari Kota Bandung.
Ia menyebutkan selama ini penumpang Bandara Husein Sastranegara 60 persennya berasal dari Kota Bandung dna sekitarnya. Sementara 40 persennya dari Tasikmalaya, Cirebon, hingga Indramayu. Masyarakat yang 40 persen ini menjadi peluang akan berangkat dari Bandara Kertajati karena jauh lebih dekat.
Meski demikian, ia yakin seiring waktu akan muncul berbagai inovasi di bidang transportasi dengan semakin maksimalnya layanan penerbangan di Bandra Kertajati. Walaupun dalam masa transisi akan ada fenomena peralihan yang harus disesuaikan masyarakat.
"Kami akan segera juga berdiskusi dengan teman-teman penyelenggara taksi online atau transportasi online karena demand itu juga ada. Dan kami akan bekerjasama dengan berbagai moda transportasi lain sehingga seandainya perlu ada kolaborasi antar moda itu harus dilakukan. Contoh bisa kombinasi antara bus dan kereta api. Tapi ini butuh waktu," tuturnya.
Plt Direktur PT BIJB Muhammad Singgih mengatakan pihaknya terus melakukan persiapan jelang diberlakukannya perpindahan sejumlah rute penerbangan pada 1 Juli mendatang. Dengan begitu Bandara Kertajati dipastikan sudah siap dan melayani penumpang dengan optimal.
"Tahun 2019 ini kita terus melakukan persiapan terkait itu (layanan penerbangan). Kerjasama dengan maksapai agency dan Bandara Kertajati terbantu dengan kebijakan pemerintah yaitu perpindahan rute. Karena itu dengan berpindahnya itu fungsionalisasi pada bandara lebih optimal," kata Singgih.
Ia menambahkan dengan beralihnya sejumlah penerbangan ke Bandara Kertajati akan berdampak pada pengembangan ekonomi Jawa Barat terutama Majalengka. Pihaknya akan membantu mengembangkan sejumlah destinasi wisata guna menunjang daya tarik masyarakat ke Kertajati.
"Ini akan terus memicu pertumbuhan ekonomi baru. Perkembangan misalnya untuk kepariwisataan dengan mengembangkan destinasi utama kepariwistaaan di wilayah Kertajati yang banyak sekali potensinya yang aksesnya mungkin masih kurang," tambahnya.