Jumat 21 Jun 2019 12:08 WIB

Jalan Poros Baru Banjarbaru-Tanah Bumbu Bisa Dilalui 2020

Gubernur Kalsel yakin jalan poros baru Banjarbaru-Tanah Bumbu bisa dilalui pada 2020.

Peta Kabupaten Tanah Bumbu
Foto: tanahbumbukab.go.id
Peta Kabupaten Tanah Bumbu

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menargetkan jalan poros baru Banjarbaru-Tanah Bumbu pada 2020 bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat dari dua kabupaten dan kota yang saling terhubung tersebut. Pada 2019, Dinas PUPR setempat akan membangun empat jembatan besar dan 10 jembatan kecil demi mendukung penyelesaian pembangunan jalan poros tersebut.

"Saya yakin pembangunan jalan poros Banjarbaru-Tanbu pada 2020 sudah bisa tembus, walaupun masih dalam pengerasan, hanya beberapa titik yang beraspal," katanya.

Selanjutnya, bila sudah tembus dan selesai pengerasan, menurut Sahbirin, pihaknya akan kembali mengusulkan agar pembangunan bisa dilaksanakan oleh pemerintah pusat, terutama untuk proses pengaspalan.

"Kita semua dengar, bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kepada Kementerian PUPR agar memperhatikan pembangunan di seluruh provinsi dan daerah," katanya.

Melalui pernyataan presiden tersebut, menurut Sahbirin, Pemprov Kalsel akan kembali mengusulkan penyelesaian pembangunan jalan poros tersebut untuk bisa masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Kami berharap, hal itu bisa diperhatikan pusat, jangan sampai Kalsel tertinggal," katanya.

Warga Desa Rantau Bujur Abdul Hakim mengatakan, sangat bahagia dengan adanya pembangunan jalan poros yang mulai bisa dilalui sejak 2017. Menurut dia, sebelumnya masyarakat kesulitan untuk menjual hasil pertanian, karena harus melalui jalan sungai dengan kelotok, karena tidak ada akses jalan darat.

Kalaupun ada jalan darat, itu adalah jalan setapak. Abdul mengatakan, jalan darat justru sulit untuk dilalui dengan beban bawaan yang cukup berat.

Sejak dibukanya jalan poros pada 2017, masyarakat yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan nelayan menjadi lebih mudah menjual hasil produksinya.

"Sebelumnya sampai ke kota Martapura diperlukan waktu hingga enam jam perjalanan, karena harus lewat sungai dengan menggunakan kelotok, kalau sekarang dengan lewat jalan darat, hanya perlu waktu satu jam," katanya.

Salah seorang warga desa lainnya, Abdullah berharap, pembangunan jalan poros bisa terus dilanjutkan, hingga pada pengaspalan, sehingga masyarakat akan lebih cepat maju dan kesejahteraannya meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement