REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah sekolah rusak di Kabupaten Sukabumi masih cukup banyak. Hingga kini tercatat sebanyak 500 bangunan SD mengalami kerusakan.
"Hingga kini masih ada 500 SD yang rusak," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Kabupaten Sukabumi Agus Muharam kepada wartawan Kamis (20/6). Sementara jumlah ruangan kelas yang rusak mencapai sekitar 700.
Menurut Agus, ratusan sekolah rusak ini akan secara bertahap diperbaiki. Perbaikannya didasarkan skala prioritas yakni tingkat berat, sedang, dan ringan.
Agus menerangkan ratusan sekolah rusak itu tersebar di sejumlah kecamatan. Ia berharap semua sekolah yang rusak tersebut secara bertahap akan diperbaiki.
Pada tahun ini ada 160 unit sekolah yang diperbaki. Ke depan, jumlah sekolah rusak yang diperbaiki akan terus ditambah.
Sekolah rusak yang akan diperbaiki termasuk SDN 3 Cijengkol, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi. Namun perbaikan sekolah itu menunggu ketersediaan anggaran pada APBD Perubahan 2019.
Sebelumnya, sebanyak satu ruangan kelas di SD Negeri 3 Cijengkol Desa Cijengkol, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi mengalami kerusakan. Dampaknya, kegiatan belajar mengajar (KBM) jadi terganggu.
"Kami akan memperhatikan sekolah rusak termasuk SDN 3 Cijengkol," ujar Agus . Namun menurutnya upaya perbaikan disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki pemerintah.
Perbaikan ruang kelas didasarkan pada data pokok pendidikan (Dapodik) sehingga perbaikan didasarkan pada data kerusakan baik ringan, sedang dan berat. Agus menerangkan prioritas perbaikan dilakukan ke sekolah yang mengalami kerusakan berat. Selanjutnya baru kerusakan tingkat sedang dan ringan
Semua sekolah rusak akan diperbaiki pemerintah dengan kemampuan anggaran yang ada. Targetnya semua sekolah rusak bisa segera diperbaiki sehingga para murid bisa belajar dengan nyaman.
Wali Kelas 2 SDN 3 Cijengkol Sukabumi, Iah Subaikah, mengatakan atap ruangan kelas rusak dan bocor ketika musim hujan tiba. Meskipun hujan dan air masuk ke dalam ruangan akan tetapi siswa tetap belajar. Para siswa pindah atau bergeser ke sisi ruangan kelas yang tidak bocor sementara bagian yang bocor ditadahi dengan ember.
"Sebenarnya kegiatan belajar tidak nyaman dan terganggu tapi anak-anak tetap semangat belajar," terang Iah. Menurutnya jika air masuk ke dalam kelas maka guru membersihkan dulu ruangan sebelum digunakan belajar. Kerusakan bangunan ini terjadi sejak dua tahun lalu dan makin parah sejak satu tahun terakhir.
Iah berharap ruangan kelas yang rusak itu segera diperbaiki. Dengan demikian proses belajar mengajar bisa menjadi nyaman seperti pelajar di sekolah lain.
Selain ruangan kelas 2, masih ada ruangan di sekolah tersebut yang mulai lapuk dan mengancam keselamatan pelajar. Hal ini ditandai dengan jebolnya atap di ruangan kelas dan memerlukan perbaikan dalam waktu segera.
Salah seorang pelajar kelas 2 SDN 3 Cijengkol Sukabumi, Zulfa Rahmatul Tsania, mengatakan ia merasa tidak nyaman dengan ruangan kelas yang rusak. "Ketika hujan ruangan bocor dan belajar jadi tidak konsentrasi," kata siswa berusia sembilan tahun ini.