Selasa 18 Jun 2019 18:11 WIB

Semester 1 2019, 2,5 Juta Wisatawan Kunjungi Sukabumi

Sebanyak 2,5 juta wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri megunjungi Sukabumi

Petugas memeriksa curug di kawasan wisata alam Curug Hepi, Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (27/10/2018).
Foto: Antara/Nurul Ramadhan
Petugas memeriksa curug di kawasan wisata alam Curug Hepi, Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (27/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hingga triwulan kedua 2019 atau sampai Juni jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang ke berbagai objek wisata di Sukabumi mencapai 2,5 juta orang. Angka ini diperoleh berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi.

"Jumlah wisatawan yang datang tersebut merupakan akumulasi dari wisatawan yang masuk melalui dan tidak melalui retribusi," kata Kepala Dispar Kabupaten Sukabumi Usman Jaelani di Sukabumi, Selasa (18/6).

Baca Juga

Menurutnya, jumlah wisatawan yang terinci di dinasnya hanya yang melalui retribusi yakni sebanyak 1.993.062 orang. Rinciannya pada triwulan pertama jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 32.512 orang dan domestik 681.105 orang atau totalnya 713.617 orang.

Kemudian di triwulan kedua jumlah wisman sebanyak 29.066 orang dan domestik 1.250.379 orang. Sementara sisanya wisatawan yang tidak dipungut retribusi dengan jumlah sekitar 600 ribu orang.

Baru berjalan enam bulan ini target kedatangan wisatawan khususnya melalui jalur retribusi sudah terlampaui. Awalnya ditargetkan hanya satu juta wisatawan. Tidak menutup kemungkinan hingga akhir tahun jumlahnya akan terus bertambah mencapai lima juta orang.

Terjadinya lonjakan kunjungan wisatawan pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, karena gencarnya promosi baik melalui media massa maupun media sosial. Selain itu setiap ada kunjungan kerja pihaknya selalu mempromosikan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Bahkan, kebijakan Bupati Sukabumi Marwan Hamami untuk tidak memungut retribusi kepada wisatawan pun berdampak positif terhadap jumlah kunjungan. Sebab Bupati menargetkan kunjungan wisatawan membludak dari waktu ke waktu.

Ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga khususnya yang tinggal di sekitar objek wisata. Perputaran uang jadi cukup tinggi karena kunjungan wisatawan dimanfaatkan warga untuk berjualan dan menawarkan jasa lainnya.

Namun diakui Usman imbas lainnya adalah pendapatan asli daerah (PAD) yang minim. Bahkan target PAD dari sektor parwisata senilai Rp 1,3 miliar hingga saat ini baru tercapai sekitar 21 persen.

"Karena tujuan dari gencarnya promosi dan pembangunan sarana serta prasarana pariwisata tersebu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya Bali, yang pemerintahnya tidak memungut retribusi kepada wisatawan tetapi kedatangan pelancong itu sepenuhnya dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement