REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Upaya untuk mengatasi pendaftaran peserta didik baru (PPDB) yang berdesak-desakan di sekolah terus dilakukan. Salah satunya dilakukan sekolah di Kota Sukabumi yakni SMA Negeri 1 Sukabumi yang menerapkan sistem antrean.
''PPDB 2019 merupakan perbaikan dari tahun sebelumnya,'' ujar Kepala SMAN 1 Sukabumi Asep Sukanta kepada wartawan Selasa (18/6). Harapannya pemerintah melakukan ini supaya pelaksananya lancar dan aman.
Menurut Asep, meskipun mungkin ada warga yang belum paham PPDB akan tetapi pada saat proses tetap disosialisasikan. Termasuk sistem zonasi dalam PPDB baik jalur murni dari jarak rumah ke sokolah, kombinasi jarak dan nilai, prestasi keluarga ekonomi tidak mampu dan anak berkebutuhan khusus.
''Insya Allah PPDB berjalan lancar dan prinsipnya untuk pemerataan dalam bidang pendidikan,'' imbuh Asep. Targetnya agar sekolah di lingkungan diisi oleh warga sekitarnya.
Mudah-mudahan kata Asep, tidak ada gangguan dan kendala dalam PPDB. Caranya dengan menampung maksimal sebanyak 250 orang per hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB
''Kami menerapkan sistem antrean misalnya untuk hari pertama tersisa untuk hari berikutnya dan selanjutnya,' kata Asep. Upaya ini agar warga mendapatkan kenyamanan dan tidak berdesak-desakan dengan memfasilitasi kursi.
Di sisi lain kata Asep, dengan sistem zonasi pendaftar bisa melihat sendiri di Google Maps rumah dan jalannya di mana. Sehingga proses PPDB sistem zonasi dilakukan secara terbuka.
Asep menuturkan, jumlah kuota siswa di SMA 1 Sukabumi mencapai sebanyak 12 rombongan belajar (rombel) dan secara umum memang berjumlah seperti itu. Di mana satu rombel ada yang berisi 32 orang dan 36 orang siswa.
Cica Aisyah (42) salah satu orang tua siswa warga Liungtutut Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum mengatakan, ia merasa nyaman dan tidak menemui kendala dalam mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut. ''Saya berharap anak bisa diterima karena menempuh jalur zonasi keluarga tidak mampu,'' imbuh dia
Menurut Cica, proses PPDB tahun ini dinilai lebih tertib karena menerapkan sistem antrean. Sehingga ia tidak berdesak-desakan dalam mendaftarkan anaknya ke sekolah.