REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN, Dradjad Wibowo mengatakan dirinya malu dengan manuver sebagian unsur pengurus DPP PAN. Termasuk manuver politik terakhir yang dilakukan Faldo Maldini.
''Berpolitik itu perlu konsistensi. Menang kalah adalah biasa. Itu juga tidak boleh merusak persahabatan pribadi antara paslon 01 dan 02 serta para pendukungnya. Tapi konsistensi mencerminkan karakter kita dalam berpolitik,’’ kata Dradjad kepada Republika.co.id, Selasa (18/6).
Dikatakan Dradjad, Faldo masih muda. Inkonsistensi yang dia tunjukkan akan menjadi noda dalam perjalanan politiknya ke depan. Apalagi sebagian info yang Faldo sampaikan tidak benar.
''Dia tidak tahu operation room BPN (Badan Pemenangan nasional) Prabowo-Sandi. Jadi dia tidak tahu sendiri tentang hal-hal seperti C1 yang dimiliki BPN dan sebagainya,” papar Dradjad.
Faldo maju sebagai calon DPR dari daerah pemilihan Kabupaten Bogor, lanjut Dradjad, kalah sama Primus. Tapi jangan lupa pemilih Primus dan Faldo itu mayoritas adalah pemilih Prabowo-Sandi. Lebih luas lagi, pemilih PAN di Sumatra dan banyak daerah lain itu mayoritas besar adalah pendukung Prabowo-Sandi.
"Kita harus bisa menghormati dan menjaga amanat yang diberikan oleh pemilih kita. Itu etika politik yang penting sekali,” papar politikus yang dikenal sebagai orang kepercayaan Amien Rais ini.
Nama PAN itu, kata Dradjad, ada ‘Amanat'-nya. "Saya berharap teman-teman di PAN menjaga betul nama ‘Amanat’ itu,” ungkapnya.