REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH— Konsumsi daging kambing di Kabupaten Aceh Barat dalam bentuk gulai kari dan masakan jenis satai adalah tertinggi di Provinsi Aceh, mencapai 50 ekor setiap harinya.
"Jika dijumlahkan secara rata-rata, paling sedikit jumlah konsumsi daging kambing oleh masyarakat di Aceh Barat mencapai 40 ekor. Jumlah tersebut belum termasuk yang dikonsumsi di setiap tempat pesta yang ada di rumah warga," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Said Mahjali, kepada Antara, Selasa (18/6) di Meulaboh, Aceh.
Akibat banyaknya jumlah kambing yang disembelih setiap harinya, populasi kambing di daerah itu terus berkurang, sehingga didatangkan dari luar kabupaten seperti Kabupaten Nagan Raya, Aceh Jaya, bahkan dari Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, dan Pidie.
Tidak hanya itu, kata dia, dampak dari tingginya permintaan masyarakat juga menyebabkan harga jual hewan tersebut kini mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per ekor. Harga ini belum termasuk ternak dengan bobot daging yang banyak, yang harganya bisa mencapai Rp 2 juta per ekor.
Sedangkan jumlah peternak yang menggembala dan memelihara hewan tersebut kini sangat sedikit, sehingga menyebabkan harga jual ternak kambing relatif tinggi di wilayah itu.
"Mungkin karena masakan kari kambing khas Aceh memang sangat digemari masyarakat, sehingga jumlah kambing yang disembelih setiap hari juga sangat tinggi," tambah Said.
Agar populasi ternak tersebut meningkat di Kabupaten Aceh Barat, Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat berencana melakukan program penambahan populasi ternak tersebut . Dengan program tersebut diharapkan dapat meningkatkan stok daging di kabupaten itu.
"Selama ini kami sudah berhasil melakukan pertumbuhan populasi kerbau di Aceh Barat mencapai lebih dari 25 ribu ekor, ke depan kami akan coba lakukan peningkatan populasi ternak kambing agar populasinya tidak berkurang," kata Said Mahjali.