Ahad 16 Jun 2019 19:15 WIB

BPN Ajak Masyarakat Kritis dan Kawal Persidangan MK

Sodik Mudjahid mengajak masyarakat untuk berpikir kritis mengawal sidang MK.

Rep: Mabruroh/ Red: Andri Saubani
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman saat memimpin sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman saat memimpin sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sidang sengketa Pilpres 2019 masih bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK). Juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Sodik Mudjahid mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan sehat dalam mengawal persidangan tersebut.

“Mari kita kawal terus persidangan MK dengan cara damai dan tertib, mari kita minta dan dorong para tokoh, cendekia, ulama yang cerdas dan bernurani, untuk memberi masukan yang sehat dan kritis kepada yang mulia para hakim MK,” kata Sodik dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (16/6).

Sodik khawatir bila MK kemudian akan bersikap laiknya KPU. Bahwa, MK akan menggunakan paradigma lama sseperti KPU yang mengakui kemenangan cappres 01, Jokowi.

“Jika MK masih memenangkan 01 maka dalam pemilu capres, cagub, cabup, cawalkot petahana akan legal dan boleh secara brutal berbuat curang,” ungkap Sodik.

“Mari pikirkan dengan akal pikiran sehat dan hati nurani jiwa raga sebagai orang Indonesia,” sambungnya.

Sodik berharap, Allah dapat membuka pikiran para hakim MK  untuk membela dan menegakan keadilan dan kejujuran demi masa depan rakyat Indonesia. Agar lebih beradab dalam berbangsa dan bernegara bernegara.

“Hal ini berarti juga memberikan warisan dan teladan yang baik bagi generasi muda pelanjut dalam mengelola Indonesia ke depan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement