Sabtu 15 Jun 2019 06:53 WIB

Wisatawan AS Terkesan Kunjungi Perkampungan Baduy

Wisatawan ini tahu kehidupan masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak sejak 2011

Suasana di Desa Kanekes tempat 'Urang Kanekes' atau Suku Baduy menetap.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Suasana di Desa Kanekes tempat 'Urang Kanekes' atau Suku Baduy menetap.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Wisatawan Amerika Serikat (AS) terkesan mengunjungi perkampungan masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masyarakat Baduy hidup sangat sederhana juga menolak pola kehidupan modernisasi. "Kita bangga Indonesia memiliki budaya masyarakat Baduy," kata David, wisatawan Amerika Serikat saat ditemui di Lebak, Jumat (14/6).

Dia mengetahui kehidupan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak sejak 2011 dan ingin mengunjungi ke Indonesia. David mengaku senang bisa mengunjungi masyarakat Baduy. Dia mengunjungi masyarakat Baduy bersama calon isteri, karena ingin belajar kehidupan masyarakat Baduy.

Baca Juga

Kehidupan masyarakat Baduy menurut David, ternyata cukup sederhana dengan membangun rumah-rumah dari bambu dan atas rumbia. Selain itu juga kondisi permukimannya tidak terdapat sarana jalan, jaringan listrik juga menolak kehidupan modernisasi. "Kita merasa berkesan selama empat hari tinggal di permukiman Baduy ini," katanya menjelaskan.

Menurut dia, masyarakat Baduy patut dijadikan percontohan bagi warga dunia, karena mereka selain hidup sederhana dan menolak modernisasi. Selain itu juga warga Baduy mencintai pelestarian alam dengan melarang kerusakan hutan, seperti penebangan pohon hingga ekspolitasi pertambangan.

Prinsif mereka bahwa kerusakan hutan bisa menyebabkan malapetaka bencana alam dan bisa memakan korban jiwa. Disamping itu juga kehidupan masyarakat Baduy penuh kedamaian, kegotongroyongan, kebersamaan dan saling menghormati serta menghargai. Bahkan, kawasan permukiman Baduy hingga kini masuk daerah teraman di dunia. "Kita merasa bangga kehidupan warga Baduy menjalin kerukunan," kata mahasiswa budaya di Yoyakarta itu.

Hal yang sama disampaikan Monica, seorang wisatawan Amerika Serikat. Monica mengatakan, dia kali pertama mengunjungi permukiman masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak sangat berkesan dengan alamnya juga warganya. Monica menuturkan selama tinggal sepekan di permukiman Badui ia merasa cukup aman, bersahabat dan sederhana. "Kami ke sini ingin mengetahui kehidupan masyarakat Baduy," katanya.

Plh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rahmayadin mengatakan budaya Badui masuk 100 destinasi wisata kalender nasional dan dapat mendongkrak kunjungan wisata asing ke Indonesia. Saat ini, wisatawan asing yang berkunjung ke Baduy meningkat dan kebanyakan dari negara Prancis, Italia, Belanda, Turki dan Amerika Serikat. "Kami terus mempromosikan budaya Baduy agar bisa mendunia," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement