Jumat 14 Jun 2019 23:48 WIB

Rerata Hasil UN SMP di Indramayu Naik Dua Digit

Pemkab Indramayu menyebut hasil UN SMP naik dua digit dibandingkan tahun lalu

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP (ilustrasi)
Foto: Republika/Binti Sholikah
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Rerata hasil UN SMP Kabupaten Indramayu pada tahun ini naik dua digit dibandingkan tahun lalu. Meski masih dibawah rerata hasil UN Provinsi Jabar maupun tingkat nasional, namun hasil tersebut dibarengi dengan tingginya tingkat integritas para siswanya.

Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Supardo, menyebutkan, pada 2018 lalu, rerata hasil UN SMP Kabupaten Indramayu adalah 43,94. Sedangkan pada 2019 ini, naik menjadi 45,99. 

''Meski masih dibawah rerata UN SMP Jabar dan nasional, tapi kenaikan dua digit ini sudah luar biasa. Apalagi kita menyelenggarakan UNBK 100 persen meski dengan segala keterbatasan yang ada,'' ujar Supardo, Jumat (15/6).

Supardo menyebutkan, rerata hasil UN SMP tingkat Provinsi Jabar pada 2019 adalah 52,19. Sedangkan rerata UN SMP tingkat nasional mencapai 51,76. 

Meski masih dibawah rerata Jabar dan nasional, namun Supardo mengaku bangga karena tingkat integritas atau kejujuran siswa dalam pelaksanaan UN SMP di Kabupaten  Indramayu cukup tinggi. Dengan pelaksanaan UNBK yang mencapai 100 persen, para siswa mengerjakan soal-soal UN berdasarkan kemampuannya sendiri, tanpa bisa mencontek satu sama lain.

''Integritas dan kejujuran itu lebih penting,'' tegas pria yang pernah menjadi kepala sekolah di Jepang tersebut.

Menyinggung beredarnya informasi di media sosial tentang peringkat rerata hasil UN SMP se-Jawa Barat, dimana Kabupaten Indramayu berada di posisi paling bawah, Supardo menyatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat secara resmi tidak pernah mengeluarkan peringkat hasil UN. 

Meski demikian, Supardo mengakui, ada beberapa faktor yang membuat rerata hasil UN di Indramayu masih rendah. Di antaranya, masih banyak sekolah yang belum memiliki perangkat komputer sendiri.

Kondisi itu membuat para siswa harus menumpang UNBK ke sekolah lain. Akibatnya, beban psikologis para siswa saat mengerjakan soal UN menjadi bertambah.

''Siswa jadi harus berpikir dua kali. Selain berpikir harus menjawab soal, mereka juga harus berpikir untuk menggunakan komputer,'' tutur Supardo.

Selain itu, Supardo mengakui, masih banyak guru yang kompetensinya juga rendah. Karenanya, hasil UN tersebut menjadi pelajaran bagi instansinya agar kedepan bisa bekerja lebih keras lagi dan meningkatkan kompetensi guru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement