Jumat 14 Jun 2019 22:00 WIB

Solo Lengkapi Persyaratan Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Solo masuk kategori kota kerajinan dan kesenian rakyat.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Perajin membuat batik motif ayat Al Quran di atas lembar kain di Mahkota Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/5/2019).
Foto: Antara/Maulana Surya
Perajin membuat batik motif ayat Al Quran di atas lembar kain di Mahkota Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Kota Solo diusulkan masuk dalam UNESCO Creative City Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO. Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo masih melengkapi persyaratan sebagai UCCN.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani mengatakan, ada kelengkapan-kelengkapan yang masih harus dipersiapkan, seperti keterlibatan stakeholder atau pihak yang berkepentingan, serta perihal kelembagaan. Stakeholder yang dimaksud tidak hanya pemerintah, melainkan juga keterlibatan masyarakat.

Baca Juga

Dari sisi kelembagaan, sekarang sudah ada semacam komite dimana dulunya belum ada. Di samping itu, komunikasi antara Pemkot dan DPRD sudah dilakukan dengan membuat regulasi untuk menjadikan Solo masuk dalam UCCN.

"Ya ini nanti dilengkapi administrasinya, mulai dari siapa-siapa yang terlibat disitu, butuh berapa lama dan sebagainya. Aplikasinya kan paling lambat 30 Juni, nanti setelah itu pengumuman dari sana dua sampai tiga bulan," kata dia.

Kategori yang dipilih Kota Solo untuk masuk UCCN yakni sebagai city of craft and folk art  atau kota kerajinan dan kesenian rakyat. Kategori tersebut dipilih karena Solo dianggap memiliki daya tarik tinggi dalam hal seni pertunjukan.

Sepanjang tahun, terdapat berbagai kegiatan pertunjukan kesenian dam budaya yang dihelat di Kota Bengawan. Animo masyarakat dianggap tinggi terhadap berbagai pertunjukan tersebut.

Nantinya, jika Kota Solo terpilih masuk dalam UCCN, maka akan semakin memperkuat branding dalam hal seni dan budaya. "Untuk mendorong kemajuan kota sekarang kan popularitas kota sangat menentukan. Investasi dan turis datang itu kan biasanya melihat brandingnya. Kalau kota budaya maka branding-nya itu akan menjadi rujukan kegiatan-kegiatan budaya," ucap dia.

Dalam mewujudkan rencana tersebut, Pemkot telah mengalokasikan anggaran kesenian dan kebudayaan. Beberapa contohnya, pengadaan gamelan, pembiayaan pertunjukan sampai dukungan bagu seluruh sanggar seni di Solo.

Selain Solo, sejumlah kota lainnya di Indonesia juga diusulkan masuk ke UCCN, seperti Bandung, Banyuwangi dan Pekalongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement