Rabu 12 Jun 2019 17:13 WIB

Pesta Balon Udara Ramah Penerbangan Kembali Digelar

Festival untuk menjembatani budaya menerbangkan balon dan keselamatan penerbangan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Suasana Java Traditional Balloon Festival 2019 di Stadion Hoegeng, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (12/6) yang digelar Airnav Indonesia untuk menghindari penerbangan balon udara liar yang bisa mengganggu lalu lintas penerbangan.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Suasana Java Traditional Balloon Festival 2019 di Stadion Hoegeng, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (12/6) yang digelar Airnav Indonesia untuk menghindari penerbangan balon udara liar yang bisa mengganggu lalu lintas penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal Airnav Indonesia kembali menggelar Java Traditional Balloon Festival 2019 di Stadion Hoegeng, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (12/6). Pesta balon udara ramah penerbangan itu untuk menjembatani budaya masyarakat dalam menerbangkan balon udara tradisional dengan keselamatan penerbangan.

“Budaya masyarakat dan keselamatan penerbangan dapat berjalan harmonis. Budaya mereka menerbangkan balon udara untuk memperingati momen syawalan dengan cara ditambatkan (bukan diterbangkan secara bebas)," kata Direktur Utama Airnav Indonedia Novie Riyanto saat menghadiri festival balon udara di Pekalongan, Rabu (12/6).

Baca Juga

Setelah digelar untuk kedua kalinya, Novie menilai masyarakat sudah mulai terbiasa dan antusias dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2018. Aturan tersebut mengatur tentang penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat.

Dalam penyelenggaraan festival tahun ini, Airnav Indonesia bersama pemerintah daerah Pekalongan telah melakukan sosialisasi pada sejak 20-24 Mei 2019. “Bahkan sosialisasi juga kami lakukan kepada siswa-siswi sekolah sebagai bentuk membangun kesadaran dan kepedulian terhadap keselamatan penerbangan bagi generasi penerus," jelas Novie.

Dia mengatakan, digelarnya festival balon udara agar masyarakat tidak menerbangkan balon udara secara liar. Sebab, jika balon udara justru diterbangkan bukan ditambatkan maka akan mengancam keselamatan penerbangan.

Novie lega, peserta festival balon udara tahun ini meningkat. “Tahun lalu total peserta di Pekalongan sebanyak 30 kelompok. Tahun ini, jumlah peserta meningkat drastis menjadi 105 kelompok," jelas Novie.

Dia menilai hal tersebut merupakan hasil dari sosialisasi yang cukup masif dilakukan oleh Airnav Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan Komunitas Sedulur Balon Pekalongan. Komunitas tersebut merupakan komunitas yang mewadahi para pegiat balon udara tradisional di Pekalongan dan sekitarnya.

Novie berharap festival balon udara tersebut dapat memberikan motivasi kepada masyarakat terhadap keselamatan penerbangan namun hobi yang dijalankan bisa berjalan sesuai koridor hukum. Dia mengayakan, masyarakat juga diharapkan melangar apa yang sudah ditetapkan pemerintah.

Seluruh peserta festival balon udara sudah berkumpul di Stadion Hoegeng sejak pukul 05.00 WIB untuk menyiapkan balon udaranya. Untuk festival di Pekalongan, seluruh peserta banyak yang menggunakan motif batik pada balon udaranya dan dinilai oleh juri.

Total hadiah untuk peserta Java Traditional Balloon Festival 2019 mencapai Rp 70 juta ditambah berbagai door prize menarik baik untuk peserta maupun hadirin yang memadati Stadion Hoegeng. Pada malam hari nanti (12/6), digelar Pesta Rakyat untuk masyarakat Pekalongan dengan menampilkan Didi Kempot, Resa Lawang Sewu, dan kesenian khas Kota Pekalongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement