Senin 10 Jun 2019 16:28 WIB

Volume Sampah di Tasikmalaya Meningkat Hingga 350 Ton

Pada hari-hari biasa, volume sampah berkisar 250 ton per hari.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hasanul Rizqa
Ilustrasi Sampah
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Selama memasuki bulan Ramadhan hingga Lebaran 1440 H, volume sampah di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tasikmalaya, peningkatan volume sampah sekitar 100 ton per hari.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan, Dinas LH Kota Tasikmalaya, Iwan Setiawan mengatakan, sejak awal Ramadhan hingga H+5 Lebaran, rata-rata volume sampah di wilayahnya mencapai 350 ton per hari. Padahal, pada hari biasa volume sampah hanya berkisar 250 ton per hari. Artinya, ada peningkatan sebesar 100 ton.

Baca Juga

"Bahkan tadi pagi kami kontrol ke lapangan, penumpukan sampah pada tempat yang tidak semestinya meningkat dua kali lipat dari hari biasanya," kata dia, Senin (10/6).

Ia menilai, peningkatan volume sampah selama Ramadhan hingha Lebaran seolah sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Pasalnya, pada masa itu konsumsi masyarakat meningkat.

Menurut dia, penumpukan sampah itu umumnya terjadi pada jenis plastik. Pasalnya, ketika bulan puasa, banyak penjual makanan dan minuman yang membungkus dagangannya dengan wadah plastik.

Iwan menuturkan, pihaknya sudah memetakan titik yang banyak terlihat tumpukan sampah, di antaranya Jalan Sutisma Sanjaya, Jalan RE Martadinata, dan Jalan Letnan Harun.

"Besok kami akan melakukan pengangkutan sampah yang hari ini tidak terangkut. Kita sudah petakan jalur yang akan kita prioritasnkan, terutama di jalan protokol. Kalau dilihat itu kan tidak enak," kata dia.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, beberapa titik di jalan tersebut memang banyak terjadi penumpukan sampah di pinggir jalan. Penumpukan itu terjadi bukan hanya pada momen puasa dan Lebaran, melainkan hampir setiap hari. Namun, pada momen puasa dan hari raya, penumpukan sampah jauh lebuh banyak.

Iwan mengakui, penumpukan sampah itu di pinggir jalan-jalan protokol memang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya. Pasalnya, jumlah sarana dan prasarana yang ada belum memadai, terutama dalam hal angkutan.

Saat ini, Dinas LH hanya memiliki 30 kendaraan angkut, mulai dari sepeda motor hingga truk pengangkut sampah. Padahal, untuk mengangkut sampah di kota yang memiliki 10 kecamatan itu setidaknya diperluka 60 armada pengangkut sampah.

"Baru setengah dari kata ideal. Kita berupaya setiap tahun mengajukan penambahan," kata dia.

 

Imbauan Pemkot

Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengakui saat ini pihaknya masih kekurangan armada pengangkut sampah. Namun, tahun ini Pemkot Tasikmalaya sedang berusaha mengadakan empat armada tambahan untuk menanggulangi permasalahan sampah di kota yang memiliki slogan "Kota Resik" itu.

"Tahun ini mudah-mudahan empat kendaraan roda sampah ada dalam pengadaan dari APBD. Mudah-mudahan bisa menanggulangi tentang persampahan yang ada di Kota Tasik," kata dia.

Ia juga mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya orang dari luar Kota Tasikmalaya. Pasalnya, selama ini mayoritas tempat yang banyak terjadi penumpukan sampah berada di wilayah perbatasan.

"Kebanyakan mereka yang buang sampah di pinggir jalan itu dari luar daerah. Tolong jaga kebersihanlah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement