REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tingkat aktivitas yang dikeluarkan Gunung Merapi selama awal Juni 2019 jauh lebih tinggi dibandingkan Mei. Terlebih, jika melihat aktivitas guguran lava pijar dan guguran awan panasnya.
Selama 9 hari terakhir saja, setidaknya sudah 90 guguran lava pijar dimuntahkan Gunung Merapi. Angka itu berjarak sangat jauh jika dibandingkan periode yang sama pada Mei.
Sebab selama 9 hari pertama Mei, hanya ada 38 guguran lava pijar yang dimuntahkan Gunung Merapi. Jumlah guguran lava pijar baru mencapai angka 90 pada 20 dan 21 Mei 2019. Tidak cuma itu, aktivitas berupa guguran awan panas Gunung Merapi selama awal Juni terbilang sangat tinggi. Selama 9 hari terakhir sudah terjadi empat kali guguran awan panas.
Padahal, bulan lalu, total empat guguran awan panas baru terjadi pada 28 Mei 2019. Artinya, jumlah guguran 9 hari pada Juni sudah menyamai total guguran awan panas sepanjang Mei.
Jika melihat jumlah guguran lava pijar, bisa dibilang memang ada kenaikan aktivitas yang dikeluarkan Gunung Merapi. Praktis, hanya pada 4 Juni 2019 yang tidak ada aktivitas guguran lava pijar.
Selama tiga hari pertama saja, baik 1,2 dan 3 Juni, masing-masing ada 9 kali guguran lava pijar. Lalu, tujuh kali pada 5 Juni, lima kali pada 6 Juni dan empat kali pada 7 Juni.
Jumlah guguran lava pijar harian yang dikeluarkan Gunung Merapi sempat sangat tinggi pada Ahad (8/6) kemarin. Totalnya, mencapai 19 guguran sepanjang hari.
Ternyata, jumlah itu kembali mengalami kenaikan pada Senin (9/6). Terjadi tidak kurang 23 guguran lava pijar dengan jarak luncur terdekat 250 meter dan terjauh 1.000 meter.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Heru Suparwaka melaporkan, pada Selasa (10/6) pagi guguran lava pijar kembali terjadi. Kali ini, terjadi dua kali selama periode 00.00-00.06.
"Dari CCTV teramati guguran lava dua kali ke hulu Kali gendol dengan jarak luncur maksimum 700 meter," kata Heru, Selasa (10/6).
Selain itu, selama enam jam pertama pada Selasa, telah terjadi delapan kali gempa guguran dengan amplitudo 4-30 milimeter dan durasi 20-70,2 detik. Ada pula satu gempa frekuensi rendah. Ia menerangkan, secara meteorologi cuaca sekitaran puncak Gunung Merapi cukup berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat.
Suhu udara berkisar 14-20,6 derajat celcius, kelembaban udara 56-97 persen dan tekanan udara 568,5-708 milimetermerkuri. Secara visual, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih.
Intensitasnya tipis-sedang dengan tinggi 20 meter di atas puncak kawah. Hingga kini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status waspada.
Status Gunung Merapi ini sudah bertahan selama satu tahun lebih satu bulan sejak ditetapkan 21 Mei 2018. Karenanya, belum ada pula perubahan dari rekomendasi-rekomendasi BPPTKG.