REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur masih terkepung banjir Senin (10/6). Hal itu berdampak pada warga yang akan bekerja maupun beraktivitas lain, termasuk aparatur sipil negara yang pada Senin ini, masuk kerja hari pertama setelah libur bersama Lebaran 2019.
"Saya nggak berani lewat Pak, takut sepeda motor saya mogok kemasukan air businya," kata Rahilia, seorang pengendara sepeda motor, yang memilih bertahan di Jembatan PM Noor Kota Samarintah karena melihat genangan air di jalan itu yang cukup tinggi di Samarinda, Senin.
Lia yang rumahnya di Jalan DI Panjaitan Samarinda itu, mengaku akan berangkat ke Sempaja untuk bekerja di salah satu kantor swasta. Untuk mencapai kantornya, ia harus melintasi Jalan PM Noor, namun di jalan tersebut ia tidak berani lewat karena dipenuhi air.
Dia tidak sendirian bertahan di jembatan yang melintas di atas Sungai Karang Mumus itu. Masih ada puluhan sepeda motor yang bertahan di lokasi agak tinggi itu sehingga genangan air tidak mencapainya.
Mereka bertahan karena berharap genangan air surut, sedangkan pengendara lain yang melihat kondisi tersebut langsung berbalik arah untuk tidak melanjutkan tujuannya.
Di lokasi itu, tampak ada beberapa pengendara sepeda motor yang nekat menerobos banjir, namun akhirnya mesinnya mati sehingga ia terpaksa mendorongnya, sedangkan kendaraan roda empat maupun lebih, masih bisa melintasi banjir meski berjalan lambat.
Sejumlah kawasan yang masih terpantau banjir hingga hari ini, antara lain Jalan Gotot Subroto, sebagian Jalan DI Panjaitan, terutama gang tembus ke Gunung Lingai, depan Pasar Arum, Jalab PM Noor dan sekitarnya, Perumahan Bumi Sempaja dan sekitarnya, bahkan di kawasan itu sudah sejak beberapa hari lalu.
Kawasan lain yang juga terendam banjir di antaranya Jalan Pemuda dan sekitarnya, terutama di bagian dalam yang berada di bantaran Sungai Karang Mumus, Jalan Remaja, Jalan Cenderawasih, Jalan Gelatik, Jalan Dr Soetomo, kawasan Sempaja, hingga Bengkuring.
Di Kelurahan Lempake, tepatnya di kawasan Belimau dan sekitarnya, banjir sudah mulai sejak H-1 Lebaran atau pada Selasa (4/6). Air makin naik sejak Jumat (7/6). Kondisi lingkungan banjir di Belimau itu, membuat puluhan warga mencari ikan di jalan menggunakan serok.
Berdasarkan catatan yang dihimpun Minggu (9/6), di daerah Sempaja Timur tercatat 735 KK atau sekitar 2.327 jiwa terdampak banjir. Diprediksi pada Senin, genangan air mengalami peningkatan seiring terjadinya pasang di Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus.